Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Diam

26 Januari 2015   05:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:22 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422203427835134610

***

aku terdiam
ketika pagi bersimpuh diantara bulir embun kepergian
kabut temaram menepis perdu perdu kesedihan
yang bersahaja berpeluk hangat mentari
akan cintamu yang lama menjadi takdir sejati

aku terdiam
kala malam penghujan menghapus cahaya rembulan
riak sunyi tiada pungguk yang berkasih mimpi
hingga larut mencumbu jelang dini
dan cintamu luruh di tangan tangan tulus api

aku terdiam
saat malam bersenandung gita seduhan semesta
membuka pintu delapan penjuru surga
diantara langit cahaya yang terbuka
kamu mengetuk pagi bermentari ironi

dan
kamu terdiam
saat aku terdiam

***
Jakarta - 26 Januari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Desain  Ilustrasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun