Mohon tunggu...
Rachmat Pudiyanto
Rachmat Pudiyanto Mohon Tunggu... Penulis - Culture Enthusiasts || Traveler || Madyanger || Fiksianer

BEST IN FICTION Kompasiana 2014 AWARD || Culture Enthusiasts || Instagram @rachmatpy #TravelerMadyanger || email: rachmatpy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jelita 2

30 Januari 2015   05:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:07 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1422545555531707147

***

bulan melenggang ke muara
paras purnama jelitanya meluruhkan kelam di tubuh telanjang malam
berjingkat dari tenggara ke barat dan kembali
seraya kibaskan senyum
"adakah pesan untukku?"

seuntai nama yang ter-sebut
aromanya membuai seharum sekar wijayakusuma
kulafalkan dalam mimpi
kuhapalkan di waktu silih berganti
agar selalu ada dan terjaga tersembunyi dalam diri

disana jelita berkabut waktu
menari bersetubuh bersama rongga malam purnama
katanya, "surga menipuku"
lalu meleleh deras
di rintik tangis penghujan awal tahun

sementara aku tertatih di bayangan yang enggan pergi
memanjang tinggi menggapai-gapai rembulan langit tiada putus asa
namun bukan
bukan
aku bukanlah pungguk malam
yang bersumpah mati bermimpi memeluk bulan jelita

***
Jakarta - 29 Januari 2015
@rahabganendra

Sumber Gambar Ilustrasi

Baca juga: Jelita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun