***
senja berbisik pada petang," kenapa kau muram?"
sementara terik tlah selesai menghitung angka-angka waktu
dan bergegas menjauh pulang
petang terdiam
lamat-lamat redup sinarnya menatap kaki-kaki malam yang menghampiri
"ah aku masih inginkan matahari"
kata hatinya menorehkan bayang sepenggal peristiwa
cinta yang berdebu
tak tersentuh
dia terbenam untuk sang dewi purnama
kekasih sepanjang abadi yang tak pernah ditakdirkan bersua
terang
lalu gelap
kasih terasa namun tiada
mengapa dibalik indah selalu nyeri ada?
aah
senja tergesa tinggalkan debu-debu matahari
cahayanya perlahan terbenam
petang bergegas menghilang
dan malam masyuk dengan dunianya
gelap
***
Jakarta - 3 Februari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Baca juga: Terbenam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H