***
terantuk kaki malam di ambang dini hari
telanjang purnama buaikan pandang atas tubuh lekat
langit menghitung awan-awan berparas gelap
dan angin sebarkan serbuk benih kelam peristiwa
engkau menitik tangis di sekujur kesedihan
dalam diam hati berayun bimbang
gerimis mengiris tak henti membujuk rayuan
untuk sang kelana pembawa nampan hujan
engkau berbicara di ujung waktu lalu
dan bertanya sampai kapan langkah tergelincir di ngarai hitam
tiada daya terjerembab dalam peluh-peluh nista nafas jelaga
sementara malam tak ijinkan terlewat tanpa sang tuan raja serigala
kelopak gulita akankah terbuka
diantara telanjang tubuh penyimpan derita
berharap bekal setitik nafas tuk menyapa sang surya
meski cahayanya tak pernah lagi menjadi miliknya
***
Jakarta - 20 Februari 2015
@rahabganendra
Sumber Gambar Ilustrasi
Puisi Terkait
Perempuan Koma 7
Perempuan Koma 6
Perempuan Koma 5
Perempuan Koma 4
Perempuan Koma 3
Perempuan Koma 2
Perempuan Koma 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H