Kisah berawal dari permintaan istri yang akan mencuci baju. Ternyata mesin cucinya bocor di bagian drainnya. Jadi ketika diisi air akan cepat habis walaupun tidak dibuka switch drainnya.
Dengan modal obeng saya pun membongkar bagian belakang mesin cuci. Saya berpikir mungkin ada uang koin atau benda logam yang mengganjal seal sehingga bocor. Pengalaman beberapa tahun yang lalu memang terdapat koin seribu rupiah yang masuk ke lubang pembuangan sehingga seal tidak bisa menutup rapat.
Setelah dibongkar kemudian saya raba bagian dalam pipa atau saluran pembuangannya. Tidak ada beda logam yang mencurigakan. Hanya sebuah jarum pentul yang hampir berkarat. Kemudian saya coba menekan knop drain, dan tali plastik yang berfungsi membuka seal putus.
Wah pantas saja, dia tidak maksimal membuka seal pembuangan karena sudah mau putus. Kalau begini saya harus mencari suku cadangnya di toko onderdil elektronik di toko terdekat.
Agar tidak repot, saya akhirnya browsing di internet untuk mencari toko onderdil elektronik. Ketemulah beberapa toko onderdil di Jalan Mochtar Tabrani. Kebetulan juga bensin di motor harus diisi agar besok tidak kesiangan. Sekali merengkuh dayung dua tiga pulau terlampaui, begitu punya peribahasanya.
Tidak seperti biasanya  hari ini jalannya sepi sehingga ketika di pom bensin pun saya langsung dilayani. Mungkin karena hari ini libur dan juga bulan puasa, jadi banyak yang masih beraktivitas di rumah. Jika tidak bulan puasa, jalanan ini pasti sudah ramai dan lalu lalang pengendara kendaraan bermotor dan para penggemar sepeda yang melintas menuju tempat car free day digelar.
Di toko onderdil yang pertama, saya tidak menemukan barang yang sesuai dengan spesifikasinya. Akhirnya saya beralih ke toko kedua. Sampai di toko tersebut, sang pemilik sedang bersih- bersih tempat parkir yang hanya muat beberapa motor saja. Rupanya baru buka karena memang baru pukul 08.14. Kemudian saya tanya kepada Encik sambil menunjukkan suku cadang yang saya cari. " Cik, apakah ada onderdil seperti ini?". Si Encik pun menjawab: "Ada". Ia kemudian masuk ke toko dan mencari onderdil tersebut.
Tak lama kemudian Encik datang membawa benda yang saya cari. "Harganya berapa Cik?", tanyaku ketika menerima onderdil yang saya cari. "Lima ribu, Pak", jawab si Encik. Saya pun mengeluarkan dompet dan membayar dengan uang selembaran ratusan ribu. Si encik pun menjawab," Ada uang pas atau uang kecil saja Pak?'. Saya jawab tidak ada Cik, soalnya baru saja saya buat bayar bensin. Tanpa berpikir panjang Si Encik menjawab; "Bawa saja dulu Pak, hari ini baru buka dan belum ada uamg kembaliannya", bisa bayar nanti siang atau sore". Betapa terkejutnya saya, hari ini masih ada penjual yang begitu percayanya kepada konsumen yang tidak dia kenal.
Bukan soal nominalnya yang mungkin kecil, tetapi kepercayaannya kepada sayalah yang membuat saya kagum. Bisa saja Si Encik bilang ya nanti saja kembali lagi Pak. Atau tolong Bapak tukar dulu uangnya. Ini tidak.
Dalam posisi inilah saya justeru merasa bersalah, mengapa saya tadi saat membayar bensin tidak memakai uang receh saja. Rasa bersalah saya juga bertambah dengan kebaikan yang luar biasa dari Encik.
Akhirnya saya pun pulang dengan membawa onderdil tersebut. Namun saya kemudian ke pom bensin untuk menukar uang receh. Dan bersyukur petugas pom nya bersedia menukar dengan uang recehnya. Langsung saya kembali lagi ke toko dan menyerahkan uang pembelian tersebut. Dan apa jawaban Encik, nanti siang atau sore juga tidak apa-apa Pak. Luar biasa.