Mohon tunggu...
Ragil Rizki Raditya Esha
Ragil Rizki Raditya Esha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UNISMA 45 BEKASI

Intuisi, karier, dan cinta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Temaram

3 Oktober 2023   23:54 Diperbarui: 6 Oktober 2023   15:04 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image source by Karya karsa

Adapun perjuangan tak ada pengorbanan.

Meskipun tak terbalas,

Meratap terisak-isak.

Baikah! Aku akan kembali cerita, dasar labil (tetapi kali ini aku jelaskan maksud dari tulisanku perbaris, agar telihat sisi historis)

Terlebih, aku tak pandai merangkai kata.

Dibaris pertama maksud dari kosong adalah, ya... aku menikmati kesendirianku. Setelah beberapa perjaanan cinta yang ku lalui, sedikit tertampar ketika aku mendengar quotes "jika siap jatuh cinta, maka harus siap juga untuk patah hati" -alias sakit,jatuh, dan kecewa-. Semua itu berjalan dengan mulus tadinya, setelah beberapa konflik yang terjadi semuanya harus selesai. Kisah yang tadinya sederhana, kian menjadi rumit. 

Bertemunya dia dengan sosok yang baru juga tidak akan pernah menyelesaikan cerita di tempat lamanya. Tempat dimana dia selalu menuntut, dan berpulang. Aku yang merasa hubungan ini sudah tidak sehat, karena ada trauma yang membuat dia geram dan tidak memberanikan diri untuk membuka hati kembali. Lagi-lagi terus menyalahkan diri sendiri, keadaan, waktu itu aku merasa kalau belum tepat saja waktunya. Aku terus mengulur sampai akhirnya aku yang lelah sendiri. Berpikir bahwa berjuang sendiri untuk mencapai kebahagiaan itu bisa lebih lelah dari jogging di treadmill selama 1 jam.

Aku yang mengasihani diri sendiri, memilih untuk pergi (sebenarnya takut salah langkah lagi), tetapi, aku yakin suatu saat ada seorang perempuan yang bisa menerima segala yang ku punya dan tidak pernah membanding-bandingkan dengan yang lain, apalagi masa lalunya.

:)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun