Mohon tunggu...
Ragil Siti Rihadini
Ragil Siti Rihadini Mohon Tunggu... lainnya -

Bachelor degree of Biological Science at Airlangga University SUrabaya, menulis dan terus menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature

Manusia : Predator Nomor Wahid!

18 November 2013   13:14 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:00 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalau menurut ilmu biologi, Predator itu adalah makhluk hidup yang memangsa. Di SD-SMA kita diberitahu hewan-hewan yang tergolong sebagai predator seperti Harimau (Panthera tigris), Singa (Panthera leo), Buaya (Crocodylus sp.), dan lain-lain.  Tapi saat ini teori itu rasanya sudah kalah dengan salah satu makhluk hidup omnivora di bumi ini yaitu MANUSIA. Kenapa Manusia? Binatang mana yang dapat hidup tentram di alam jika ada manusia saat ini? Seganas apapun, tidak ada hewan liar yang bisa selamat dari manusia. Jika hewan memangsa hewan lain hanya karena kebutuhan perut saja, manusia kan tidak bisa seperti itu. Kebutuhan manusia kompleks, tidak hanya makan tapi juga kebutuhan-kebutuhan estetika seperti hiasan, koleksi, dan lain-lain. Kasus-kasus pembunuhan dan pembantaian binatang oleh manusia saat ini semakin sadis. Seperti para pemburu sirip hiu yang memotong sirip hiu tanpa membunuh hiunya terlebih dahulu. Dalam kondisi HIDUP, sirip hiu seluruhnya (di bagian punggung, samping pangkal kepala, bagian dekat ekor dan ekor) dipotong dan dipisahkan dari badan hiu kemudian tubuh hiu yang sudah tidak bersirip dilempar kelaut, DIBIARKAN MATI SECARA PERLAHAN. [caption id="attachment_278677" align="aligncenter" width="300" caption="tubuh hiu yang telah dipotong siripnya dan dibiarkan mati perlahan di dasar laut "][/caption] So, mana yang lebih sadis? Hiu atau manusia? boleh tengok cuplikan perburuan sirip hiu di http://www.youtube.com/watch?v=i82zfqDjQtY biar bisa lihat langsung nih gimana aktivitas perburuan sirip hiu berlangsung. #SOShark. Ga cuma hiu yang notabennya salah satu hewan yang sering digambarkan sebagai hewan yang ganas dan sering menyerang manusia saja yang hidupnya terancam. Harimau yang dikatakan sebagai salah satu raja belantara pun harus berusaha bertahan melawan perburuan yang dilakukan oleh manusia. Jumlah harimau di sumatera saja sudah kurang dari 500 ekor. Perburuan harimau sering didorong oleh permintaan pasar untuk kulit harimau yang kemudian dijadikan mantel ataupun karpet untuk furniture rumah.

13847545111824213315
13847545111824213315
Tidak hanya hewan-hewan ganas yang jadi sasaran perburuan manusia, kerabat terdekat kita dari golongan primata pun jadi sasarannya. Kondisi Orang Utan saat ini sangat memprihatinkan, ada yang dibantai karena dianggap "hama" bagi kebun kelapa sawit, diburu untuk dijadikan kuliner yang unik, bahkan yang terparah kasus si Pony, yaitu orang utan betina yang dijadikan Pekerja Seks Komersial oleh manusia, yang akhirnya dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa merehabilitasi si Pony ini. Cek http://www.merdeka.com/peristiwa/butuh-waktu-10-tahun-rehabilitasi-pony-si-pelacur-orangutan.html. Tiga satwa yang diceritakan sedikit di atas hanya sekelumit dari potret kekejaman manusia terhadap bumi ini. Satwa dan hutan dieksploitasi secara berlebih tanpa memperdulikan apapun hanya demi keuntungan sedikit orang saja. Jadi kita bisa merenungkan, siapa yang kejam? Semua masih bisa kita cegah, ACT NOW TO SAVE US!! kenapa "Us"? Karena tanpa hutan dan satwa di dalamnya yang merupakan penyeimbang alam, kita manusia hanya perlu menunggu bencana yang akan datang secara bertubi menimpa kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun