Kalau menurut ilmu biologi, Predator itu adalah makhluk hidup yang memangsa. Di SD-SMA kita diberitahu hewan-hewan yang tergolong sebagai predator seperti Harimau (Panthera tigris), Singa (Panthera leo), Buaya (Crocodylus sp.), dan lain-lain.  Tapi saat ini teori itu rasanya sudah kalah dengan salah satu makhluk hidup omnivora di bumi ini yaitu MANUSIA. Kenapa Manusia? Binatang mana yang dapat hidup tentram di alam jika ada manusia saat ini? Seganas apapun, tidak ada hewan liar yang bisa selamat dari manusia. Jika hewan memangsa hewan lain hanya karena kebutuhan perut saja, manusia kan tidak bisa seperti itu. Kebutuhan manusia kompleks, tidak hanya makan tapi juga kebutuhan-kebutuhan estetika seperti hiasan, koleksi, dan lain-lain. Kasus-kasus pembunuhan dan pembantaian binatang oleh manusia saat ini semakin sadis. Seperti para pemburu sirip hiu yang memotong sirip hiu tanpa membunuh hiunya terlebih dahulu. Dalam kondisi HIDUP, sirip hiu seluruhnya (di bagian punggung, samping pangkal kepala, bagian dekat ekor dan ekor) dipotong dan dipisahkan dari badan hiu kemudian tubuh hiu yang sudah tidak bersirip dilempar kelaut, DIBIARKAN MATI SECARA PERLAHAN. [caption id="attachment_278677" align="aligncenter" width="300" caption="tubuh hiu yang telah dipotong siripnya dan dibiarkan mati perlahan di dasar laut "][/caption] So, mana yang lebih sadis? Hiu atau manusia? boleh tengok cuplikan perburuan sirip hiu di http://www.youtube.com/watch?v=i82zfqDjQtY biar bisa lihat langsung nih gimana aktivitas perburuan sirip hiu berlangsung. #SOShark. Ga cuma hiu yang notabennya salah satu hewan yang sering digambarkan sebagai hewan yang ganas dan sering menyerang manusia saja yang hidupnya terancam. Harimau yang dikatakan sebagai salah satu raja belantara pun harus berusaha bertahan melawan perburuan yang dilakukan oleh manusia. Jumlah harimau di sumatera saja sudah kurang dari 500 ekor. Perburuan harimau sering didorong oleh permintaan pasar untuk kulit harimau yang kemudian dijadikan mantel ataupun karpet untuk furniture rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H