Mohon tunggu...
Ragil Nugraha
Ragil Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka bermain futsal dan bermain bola dan game

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Karyawan Hongkong Terkena Deepfake, Perusahaan Rugi Rp 403 miliar

14 November 2024   22:24 Diperbarui: 14 November 2024   22:34 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
content://media/external/downloads/1000082888Input sumber gambar

Penipuan yang melibatkan teknologi deepfake kembali memakan korban. Kali ini, kasus penipuan itu menerpa sebuah perusahaan multinasional cabang Hong Kong.

Kisahnya bermula pada bulan Januari lalu. Seorang karyawan perusahaan multinasional itu menerima pesan dari seseorang yang mengeklaim sebagai kepala keuangan (Chief Financial Officer) perusahaan yang berbasis di Inggris. 

Karyawan itu, sebut saja si "A", juga melakukan panggilan video alias video call dengan CFO abal-abal tadi, bersama beberapa orang yang diklaim sebagai karyawannya. 

Namun ternyata, semua orang itu palsu alias deepfake, bukan benar-benar staf dari perusahaan Inggris yang dimaksud. Deepfake adalah kecerdasan buatan (AI) yang digunakan untuk membuat foto, video, atau audio palsu yang bisa menyerupai asilnya, serta tampil cukup meyakinkan. Awalnya, A sebenarnya sempat ragu dan mengira e-mail yang ia terima sebagai phising karena diperlukan transaksi. 

Namun karena selama video call orang-orang yang mengeklaim dari perusahaan Inggris itu tampak nyata, A mengesampingkan rasa curiganya. 

Baca juga: Jadi Korban Deepfake AI, Taylor Swift Siapkan Gugatan Lobi-lobi Perusahaan Teknologi di Balik Kemenangan Capres Artikel Kompas.id Dalam sesi video call, karyawan A diminta untuk mentransfer total 200 juta dollar Hong Kong (sekitar Rp 403 miliar), ke berbagai rekening bank Hong Kong secara bertahap sampai 15 kali transfer. A juga setuju mengirimkan uang tersebut karena keraguannya sirna. 

Seminggu kemudian, A menghubungi kantor pusat perusahaan Inggris yang diklaim penipu tadi. Dari sini lah dia sadar bahwa ia menjadi korban penipuan. Kasus ini lantas ditangani kepolisian Hong Kong. Namun, pihak kepolisian tidak membeberkan karyawan maupun nama perusahaan di Hong Kong yang terdampak penipuan deepfake ini. 

content://media/external/downloads/1000082886Input sumber gambar
content://media/external/downloads/1000082886Input sumber gambar

Dalam penyelidikannya, polisi sudah mengidentifikasi delapan kartu identitas Hong Kong yang dicuri untuk membuat 90 permohonan pinjaman dan 54 pendaftaran rekening bank pada Juli-September 2023. Adapun pemilik aslinya melaporkan bahwa kartu identitasnya hilang, dihimpun KompasTekno dari CNN, Selasa (6/2/2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun