Mohon tunggu...
Slamet Sukoco
Slamet Sukoco Mohon Tunggu... Teknisi - Direktur Safety & Tehnik Penerbangan

Saya seorang Aviation Consultan, experience sejak tahun 1976 sebagai tehnisi pesawat terbang atau Engineer boeing 747 Series, Boeing 727 Series dan Fokker F-28, pernah sebagai Director Flight Safety, Director Tehnic dan Quality Assurance Manager. Formal : S1 Economic Management Wisdom : If you want be happy be happy now

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bang Maman dari Kali Pasir yang Menghebohkan

15 April 2012   02:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:36 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Heboh Cerita buku anak SD di Halim, dengan cerita Bang Maman diri Kali Pasir, karena dengan istri simpanan atau dengan kata lain pura2 menjadi istri Bang Maman, ini bagian kecil negativ isi buku di banding dengan isi positiv nya yang menyemangati anak2 untuk berusaha gigih dalam menghadapi permasalahan apapun.

Apa salahnya pada era transparansi seperti sekarang ini anak2 sekolah dasar ingin tahu apa arti kata istri simpanan, karena perkembangan era komunikasi sekarang tak seorangpun bisa membendungnya bak air bah datang masuk kerumah melalui sela2 celah terkecil di sekeliling rumah, seperti itulah proses.

Sesungguhnya cerita Bang Maman ini hal kecil tapi karena di exploitisir jadi pembicaraan setiap orang, padahal kalau bapak ibu cermat perhatikan tayangan2 sinetron yang menyajikan cerita2 seorang ayah punya istri simpanan ini jelas2 visual terlihat bagaimana seorang bapak bersandiwara dengan istri resminya, baik lemah lembut sayang pada anak2nya, tapi setelah diluar rumah bersandiwara lain lagi dengan istri simpananya dengan rayuan2 gombalnya mabuk kepayang, ini lebih bebahaya karena jam tayangnya, anak2 bawah umur dengan mudah ikut menyaksikan, kalau di bandingkan dengan cerita Bang Maman dari Kali Pasir yang note benenya abstrak yang bisa dimengerti atau tidak karena tidak kasap mata.

Apa ini hanya suatu tren untuk mengalihkan pemberiataan lain yang menyangkut dengan masalah politik, karena di tayangan2 TV menyajikan talk show2 yang sifat nya hanya sepintas kilas menghilang seperti lagu Pop.
Sekarang yang terpenting bagaimana perhatian bapak dan ibu dengan cerdas membimbing putra putri nya yang masih dibawah umur, sampaikanlah dengan arif seperti halnya sex education, dulu kita menganggap hal yang tabu untuk dibicarakan, tapi kalau tidak disampaikan justru bahaya atau negativnya labih besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun