Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Undangan Wisata Bunuh Diri ke Swis di Kota Zurich

20 Mei 2011   09:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:25 4087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Way to die: Assisted suicide clinics give those who want to end their lives a lethal dose of barbiturates

[caption id="attachment_108891" align="aligncenter" width="592" caption="Dignitas Clinic in Zurich Switchzerland (doc: Mail OnLine)"][/caption] Suntik mati secara suka rela kembali bergema. Setelah sukses menewaskan 2000 orang per tahun atas kehendak pasien sendiri, warga kota Zurich dan negara Swiss sepakat melanjutkan bisnis Wisata Bunuh Diri (Suicide Tourism atau Euthanasia Tourism). Bunuh diri secara legal dengan bantuan dokter dan klinik. Hasil voting pekan ini menegaskan sikap pro Wisata Bunuh Diri yang banyak diminati warga Eropa. Sekaligus mencemaskan dunia pada umumnya. Turis yang berkunjung harus dalam keadaan sakit keras dan ingin mengakhiri hidupnya. Mereka berpegang teguh pada hak untuk mati ( Right To Die). Kelompok Dignitas siap membantu mengirim turis/pasien ke alam lain. Legalitas dijamin. Kaum beragama sangat menentang, tapi bisnis dan keyakinan "hak untuk mati" jalan terus. Tidak Dibatasi Untuk Warga Lokal Mail Online (Daily Mail UK) mengabarkan pada 14-mei-2011. Tadinya akan dibatasi khusus warga setempat, warga asing dilarang ikut sesuai gugatan partai politik Federal Democratic Union. Hari Minggu lalu diadakan voting.  Namun  voting untuk melarang warga asing turut "bunuh diri" hanya didukung 20% suara secara nasional. Hasil voting waga Swiss mencemaskan warga Eropa dan Amerika yang jadi target iklan Wisata Bunuh Diri. Mereka kawatir makin banyak yang berkunjung ke Zurich-Swiss untuk mengakhiri hidupnya. Maklum, di luar Swiss peraturan sangat ketat. Banyak yang melarang. Sebagian membatasi apa yang disebut suntik mati, bunuh diri berbantu (assisted suicide) atau euthanasia atau anestesi. Dua istilah terakhir sudah dipakai untuk perkara ini, tidak hanya untuk pembiusan. Menurut catatan resmi  164 warga Inggris dan lebih dari 1000 orang luar Swiss yang telah mengakhiri hidupnya di klinik Dignitas dekat Zurich, dalam dekade terakhir.

(Gambar di atas adalah pil yang disediakan dalam dosis tinggi agar lekas mati).

Kecaman Dan Tuduhan Sang pionir yaitu organisasi Kelompok Dignitas belakangan menanggung kecaman sangat pedas. Bahwa mereka telah memanfaatkan pasien untuk mencetak uang alias binis. Dan mempromosikan budaya mati yang tidak beradab. Pendiri Dignitas yaitu Ludwig Minnelli  sekarang telah jadi milyarder dari hasil bisnis Wisata Bunuh Diri. Dia berkata bahwa organisasinya membantu orang yang putus harapan dan ingin segera mengakhiri hidupnya. Namun cara-cara yang diperagakan Ludwig Minelli dan Kelompok Dignitas membuat marah publik karena terkesan tidak menghargai nyawa dan kehidupan, hingga banyak keluhan, misalnya: 1) Penduduk jengah karena sering satu lift dengan kantong-kantong  berisi mayat. 2) Hotel Manager mengancam mengadukan ke Pengadilan jika  Minnelli melaksanakan praktek di dalam hotel mereka. 3) Dua orang  German ditemukan mati dalam van setelah konsultasi dengan Dignitas. 4) Minnelli membuang abu mayat ke dalam Danau  Zurich. Dignitas berdalih bahwa mereka cuma menyediakan ramuan/resep mematikan kepada pasien/pengunjung setelah pasien/pengunjung telah yakin memilih mati secepatnya secara legal. Kemudian memberikan bantuan sekedarnya agar pasien/pengunjung mati tanpa rasa sakit. Sebuah klinik Dignitas dekat kota Zurich setia setiap saat untuk wisata ke alam lain secara kekal abadi. Setelah menenggak resep mematikan atau dengan suntik mati. Di luar Dignitas ada juga Kelompok Exit di Swiss khusus warga lokal. Selama ini Swiss dikenal melegalkan praktek bunuhdiri-suntikmati sejak 1941 dengan aturan sangat longgar. Sementara itu di negara lain praktek "Euthanasia" atau "Mercy Killing" dinyatakan legal dengan aturan sangat ketat di Belanda, Luxemburg, Belgia, dan Negara Bagian Oregon-Amerika. Maka tak heran jika politisi yang menentang berkomentar sinis,  'This is the clearest signal yet that the Swiss are not ashamed of ''suicide tourism'' but actively encourage it." Swiss tidak malu-malu menggelar bisnis Wisata Bunuh Diri. Situs berita  The Local Swiss menurunkan kabar serupa pada tanggal 16-mei-2011, sbb: " Voters in the Swiss region of Zurich, which has become known as a hub for "death tourism", voted on Sunday against plans to restrict assisted suicide to local residents." Pada hari Minggu lalu sebuah Mosi yang diajukan partai Federal Democratic Union telah ditolak oleh warga kota Zurich melalui pemungutan suara. Mosi untuk melarang warga asing ikut bunuh diri menunjukan hasil sbb: 218,602 suara menolak dan  60,186 suara setuju, atau  ditolak oleh 78.4% suara warga kota Zurich. Mosi kedua secara nasional di Swiss menunjukan penolakan lebih tinggi terhadap mosi. Hasilnya: 234,956 suara menolak dan  43,165 suara setuju, atau ditolak  84.5% warga Swiss. "The right to die is a private matter that does not concern the state and the Church even less so," kata Vice President  kelompok EXIT yaitu Bernhard Sutter kepada AFP. Pendeknya hak untuk mati adalah urusan private! Kelompok Dignitas di Swiss pimpinan Ludwig Minelli mengatakan bahwa pada akhir 2010 telah menangani 1.138 orang untuk mengakhiri hidup mereka. Rincian kebangsaannya sbb: 592  German, 102  Prancis, 118 Swiss , 19 Itali, 18 Amerika, 16 Spanyol. Dan sudah 1000 orang yang telah dilakukan pendekatan untuk memanfaatkan fasilitas bunuh diri legal di Swiss. Terpulang kepada sikap masing-masing, namun upaya ilmiah yang kabarnya diniati untuk menolong si sakit agar lekas lepas derita tak mustahil mewujud peluang bisnis yang terdengar miris: Wisata Bunuh Diri. Namanya juga bisnis dan wisata tentu tidak jalan tanpa gencar mengundang dan beriklan. *) Artikel Terkait: Dr Death: Belajar Suntik Mati Wajib Sejak SMA *) Sumber : Daily Mail UK, The Local Swiss

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun