Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Tifatul Terjebak Jabatan

23 Februari 2010   02:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:47 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_79735" align="alignright" width="298" caption="Tifatul Sembiring/Admin (Kompas/Dhoni Setiawan)"][/caption] Tak aneh jika Tifatul Sembiring bersemangat dengan RPM Konten Multimedia. Mengingat latar belakang mantan Ketua Umum PKS yang lekat dengan budaya formalisme Islam. Yang aneh justru kenapa Tifatul ditunjuk menjadi Mentri Komunikasi dan Informasi? Dan kenapa Tifatul tidak menolak jabatan yang hampir pasti tidak akan mampu dilaksanakan dengan baik? RPM Konten Multimendia jelas bermaksud melakukan kontrol isi media massa tak ubahnya peran Mentri Penerangan Jaman Orde Baru yang bisa main bredel terhadap media massa milik lawan politik. Tifatul bisa jadi bukan bermaksud seperti itu, tapi hendak mengendalikan isi media massa. Katakanlah agar Islami, sebuah dalil yang kedengaranya manis dengan implikasi bisa  sangat jauh dan sangat getir. Tahun lalu Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memblokir jejaring Facebook pada masa kampanye Pemilu Presiden karena takut oposisi kuat. Mir Mousavi bisa menang dengan kampanye lewat FB. Tahun lalu juga ada upaya ulama Jawa Timur untuk mengharamkan Facebook dengan dalih aneh-aneh, intinya sih takut teknologi. Tifatul justru aneh kalau tidak bersemangat untuk menggolkan RPM Konten Multimedia. Karena memang dia hidup di lingkungan yang takut kebebasan berpikir. Di PKS ada budaya untuk tunduk kepada satu ulama yang sangat disegani dan sudah lekat dengan perjuangan formalisasi Islam. Dalam artian kehadiran Islam diwujudkan pada penempatan personel di level kekuasaan, bukan kehadiran inti ajaran Islam itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Serupa dengan agenda ICMI bukan? Tidak ada yang salah dengan pilihan politik Tifatul dan PKS. Tetap berorientasi dengan perjuangan ala Ikhwanul Muslimin-Hassan Al Bana dari Mesir maupun import Islam gaya Arab Saudi? Sah-sah saja. Yang jadi masalah adalah ketika kebebasan berpikir dan berpendapat sudah jadi trend dunia maka segala bentuk aturan yang bernada memberangus kebebasan itu pasti kontraproduktif. Segala macam dalil yang manis-manis, alamaaaak..... siapa sih yang mau percaya begitu saja kepada politisi? Sekedar mengingatkan. Politisi kita hanya tertarik kepada tiga hal: untung, menang dan berkuasa. Coba ingat-ingat. Kenapa PKS bergabung dengan kubu SBY, bukan dengan kubu JK yang didukung tokoh-tokoh Islam pada Pilpres 2009? Jawabannya persis seperti yang dikatakan oleh Amien Rais: kita berkoalisi untuk menang (untuk menang, bukan?). RPM Konten Multimedia jelas harus ditolak, apapun alasannya. Apalagi kita tahu siapa di belakang semua itu. Dan lebih baik lagi Tifatul mundur dari jabatan Menkominfo, lebih cocok jadi Mentri Sosial atau Mentri Agama. Dugaan subyektif saya justru Tifatul sengaja ditempatkan pada jabatan Mentri Komunikasi dan Informasi agar gagal melaksanakan tugas sekaligus untuk menggoyah PKS secara keseluruhan. * Salam, Ragile, 23-feb-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun