Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Status FB Mario Teguh Dilarang Kritik?

14 Desember 2010   09:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:45 2716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="" align="alignleft" width="200" caption="Mario Teguh on Facebook"][/caption] Pagi ini saya alami hal super aneh. Ternyata sharing dan connecting dengan sosok yang dianggap sangat bijak justru ketiban perlakuan sama sekali tidak bijak. Bagaimana tidak? Hanya karena beri komen yang berlawanan dengan status beliau mengakibatkan akun saya ditangkal untuk beri ratting dan komen. Ceritanya tadi pagi pas buka Facebook nongol status dari page Marion Teguh. Biasanya saya cuma kasih jempol. Kali ini jajal beri komen. Ada dua alasan. Pertama untuk mempertanyakan apakah betul bahwa positive thinking adalah benar setiap saat? Kedua untuk menguji seberapa tahan beliau dari suara-suara yang tak sejalan. Walau sebagai penggemar Mario Teguh saya berusaha untuk tetap kritis agar beliau sebagai sosok potensial asset dan guru bangsa selalu aktualisasi diri. Sayang di sayang pagi ini saya tersentak dengan maen tangkal akun hanya karena beri komen membantah status beliau. Nah untuk jelasnya lihat di sini. Status Facebook Mario Teguh pada page beliau klik di sini , hari ini Selasa 14-des-2010 pukul 08:30 WIB berbunyi:

------------------------------------------

[Seorang yang negatif dan hatinya penuh keluhan, saat dihentikan oleh lampu lalu lintas, akan mengatakan: ..."Wah, saya dapat lampu merah, terpaksa berhenti deh! Bisa telat kalau begini terus." Seorang yang positif dan hatinya penuh doa, saat dihentikan oleh lampu lalu lintas, akan mengatakan: "Wah, sayang ya? saya kehilangan lampu hijau. Mudah-mudahan di perempatan berikutnya saya dapat lampu hijau." Mario Teguh]

-------------------------------------------- Kemudian saya mencoba beri komen yang berbeda untuk menguji apakah kata bijak itu akurat, aktual, repetisi dan sekedar pelipur lara?  Mengingat beliau adalah public figure yang disegani dengan jutaan fans . Saya beri komen dari akun FB saya atas nama asli Agil Abd Batati sbb: --------------------------------------------- [#5: Nasehat kali ini biasa biasa aja krn apapun yg diucapkan tdk merubah keadaan. Perbuatanlah yg mengubah. Positive thinking berlebihan menghilang daya kritis krn terlena pelipur lara. Negative thinking berlebihan melenyapkan spirit berjuang krn putus asa. Perlu keseimbangan antara keduanya agar tdk terlena dan tdk pula putus asa. SALAM TULJAENAK. Engkong Ragile.] --------------------------------------------- Eh, ternyata setelah komen saya yang ke lima itu (dengan bunyi yang sama) ada perlakuan super khusus. Akun saya tak bisa lagi berti ratting maupun komen ke status Mario Teguh. Lho aneh kan? Apakah karena tidak sopan, kasar, atau lima kali saya beri komen di antara 3091 komen dan 15000 tanda jempol? Kebetulan sebagian komentator beri tanda jempol kepada komen saya yang rupanya menarik perhatian. Dugaan saya bukan Marion Teguh yang melakukan pencekalan kepada akun saya, tapi staff-nya. Sebab biasanya selebriti punya sekretaris pribadi. Kebetulan pula saya pernah kesandung sensor oleh sekretaris pribadi selebriti ketika saya mengoreksi bahan publikasi. Dalam hal ini saya kadang menyimpulkan bahwa asisten maupun sekeretaris pribadi sering overacting maen sensor. Bahkan terkesan ABS. Dan ini berbahaya karena orang-orang di sekitar itu mampu menimbulkan proses pemandekan bahkan pembusukan sang tokoh. Jika sang tokoh tidak menyadari prilaku orang-orang terdekat di luar kendalinya. Hal seperti tidak hanya menerpa Mario Teguh, jika dugaan saya tidak meleset. Kita tahu sejarah membuktikan bahwa asisten-asiten Bung Karno, Pak Harto, Presiden SBY turut andil menggiring big boss ke tepi kehancuran dengan bisikan- bisikan maut demi kepentingan pribadi para asisten. Sebagai tambahan, masyarakat kadang terlanjur terkesima kepada figur-figur yang nampak sukses. Saking terkesimanya sampai-sampai menganggap bahwa semua perkataan dan perbuatannya pasti benar. Sering saya jumpai banyak selebriti maupun orang sukses menjadikan dirinya seolah panutan dalam setiap perbuatan. Dan seakan kemakmuran materi identik dengan kebenaran semua perbuatan. Walhasil, Chemistri antara kultus individu dengan megalomania adalah resep mustajab untuk lalai dan alergi kritik. Itulah dugaan saya tentang pencekalan akun FB saya oleh Page Mario Teguh. Anda mungkin punya pandangan lain. *** Salam Tuljaenak, RAGILE 14des2010 *

***

Postingan sebelumnya:

4 Mitos Ngawur tentang Rambut Gondrong

***

Jangan lewatkan postingan kawan-kawan:

Della Anna : Cable Gate Penyambung Wikileaks

Nunik Utami : Ketika Payudaraku Terasa Sakit

Dudi Rustandi : Poligami Realitas Media Sosial

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun