Sekitar 4 jam saya ngobrol dengan masinis Kereta Api dalam perjalan ke Jawa Tengah. Blak blakan si masinis buka rahasia kehidupan di atas kereta. Khususnya tentang gaji, pungutan kepada penumpang tak bertiket, seks, dan kecelakaan kereta. Banyak keterangan yang mengagetkan, lucu, juga mengenaskan. Sejak saat itu terus terang saya bersimpati kepada masinis Kereta Api.
*
[caption id="attachment_290841" align="alignleft" width="283" caption="ilustrasi KA Argogede (kaskus.us)"][/caption] Soal Gaji dan Penumpang Tak Bertiket. Beberapa bulan yang lalu di atas kereta kelas eksekutif si masinis cerita panjang lebar. Dia bilang gajinya cuma sekitar 2 juta rupiah. Dengan 3 orang anak habis gaji untuk cicilan motor, rumah, koperasi, dll. Maka pendapatan tambahan adalah satu satunya harapan agar tenang hidupnya menjalankan tugas mengantarkan ratusan penumpang. Nah penumpang tak bertiket inilah "kawan senasib" untuk berbagi untung. Dari pungutan ini dalam satu bulan bisa lebih besar dari gaji. Itu sudah bagi bagi dengan semua pihak terkait lho. Kondektur diberi tugas secret operation pungutan dan pembagian jatah dari penumpang tak bertiket. Kehidupan Keluarga dan Seks. Ternyata masinis hampir tiap hari nyetir kereta dan susah untuk kumpul dengan keluarga full satu hari dalam satu minggu. Susah ketemu pacar, susah ketemu istri. Karena jadwal padat. Juga rugi jika tidak nyetir kereta kehilangan pendapatan tambahan. Kabarnya kadang nyambi pangku pangkuan dengan cewek asal tau cara dan tempatnya. Ingat, ada dua masinis saat kereta berjalan. Masinis kurang beruntung karena mess nya di Jakarta khusus lelaki. Sedangkan kondektur satu mess dengan cewek pramugari kereta sehingga ada hiburan sesuai dengan nyali dan improvisasi masing masing. (*Mungkin karena jauh melulu dari istri maka perlu "normalisasi seksual"). [caption id="attachment_290843" align="alignright" width="291" caption="Duh kasian Masinis... (ilustrasi dari antaranews.com)"][/caption] Jejak Perjalanan dan Kecelakaan. Konon kecepatan maksimum yang diijinkan adalah 98 km/jam tapi kadang masinis nylonong sampai 110 km/jam jika dirasa aman. Hal ini disebabkan nyetir kereta bikin ngantuk hanya pegang rem dan atur kecepatan. Perhatian lebih ke lampu merah KA, menghapal jalan yang mulus, dan wilayah gangguan mahluk halus, misal di alas roban Semarang. Kecelakaan lebih sering terjadi karena kantuk, gangguan cuaca, rel kereta amblas, warga nylonong menyebrang rel kereta. Di luar itu ada gangguan mahluk halus di malam hari. Nah ketika terjadi musibah masinis dihukum. Masinis pengganti tidakmelimpah. Sementara Rekruitmen pegawai sudah membudaya dengan sistem kekeluargaan. Jangan harap anda bisa masuk tanpa relasi keluarga. Pokoknya benar benar kekeluargaan deh, hehe... Kesan saya. Dari obrolan dengan masinis saya menangkap kesan bahwa mereka yang memikul tanggung jawab keselamatan ribuan penumpang tiap hari hanya dibekali gaji sekelas guru SD dan sopir busway. Ditambah kering jadwal libur ngumpul keluarga. Lalu bagaimana kita berharap masinis benar benar disiplin bila urusan perut dan bawah perut terabaikan. Manusiawikah? Dan apakah adil si masinis selalu jadi sasaran hukuman jika terjadi musibah kereta api? Semoga otoritas PT. Kereta Api Indonesia (persero) mengkaji hal ini untuk menemukan solusi. Salam Masinis, Ragile 15-okt-2010 —————————————————————————————————————————- *Postingan sebelumnya: Air Liur Orang Indonesia Menangkal Racun Dalam Indomie *Postingan kawan-kawan seperjuangan: ***Della Anna: Bagaimana Indonesia Membenahi Diri Demi Kemakmuran Rakyat? :***Trihito Eribowo: The Gunners saksikan Lakers dari Pinggir lapangan (sport) ***Bahagia Arbi: Anda Pantas Dijual Ibra!!! (bola) ***Dinar Manaf: Hantu ke 13 dari The Blues (bola) ***Fidel Dapati G: Bersembunyi di Balik RMS ***Muma Buana: Berdamai Dengan Kemalasan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H