DEPNAKER RI mungkin berharap Talent Corp Malaysia sukses membujuk profesional kerja di Kuala Lumpur. Tapi PM Najib Razak dengan slogan "1malaysia" diraguan memajukan ekonomi. Iming-iming Malaysia 2020 jadi negeri terdepan Asean tak menarik. Pemuda lebih suka serbu job vacancy Jakarta, Singapura, Bangkok, Bandar Seri Begawan, dan Hanoi. Mampukah tenaga kerja Indonesia bersaing dengan mereka? Gerangan apakah penyebab eksodus tenaga kerja Malaysia?
LAPANGAN KERJA JAKARTA
Pasti bangsa Indonesia terkejut. Juga tersanjung. Kok lagi krisis lapangan kerja malah jadi kota tujuan pencari kerja. Bukan mustahil pemandu kerja Malaysia lebih tahu peluang berkarir di perusahaan multi nasional yang berderet di sepanjang Thamrin-Soedirman-Kuningan Jakarta.
Bukan tidak mungkin Depnaker RI lebih sibuk ngurusi lowongan kerja untuk buruh. Sementara untuk jabatan empuk bergaji muluk jatuh ke asing yang jeli memeluk.
POLEMIK PEMUDA DAN TENAGA KERJA MALAYSIA
Adalah PM Najib Razak tahun lalu tercengang disodori data "brain drain" sekitar 1,5 JUTA profesional Malaysia jadi expatriate di negara maju dan sisanya di Asia Tenggara. Ini adalah mimpi buruk menerima kenyataan rakyat sendiri emoh kerja dalam negeri. Bukan karena minus lapangan kerja tapi karena hambatan sosial politik. Generasi muda mendambakan kehidupan modern yang mengapresiasi kebebasan berpolitik dan kemerdekaan aspirasi rakyat.
Dua hambatan itulah yang ditemukan di Malaysia. Index kebebasan bicara dalam skala 1 hingga 7 menempatkan malaysia pada urutan 4, atau 4 terburuk. Bukan rahasia lagi undang undang ISA (Internal Security Act) jadi momok menakutkan bagi warga negara bila salah bicara di muka publik.
REKOMENDASI JOB
Seorang pemandu job Vacancy di situs ön line Malaysia merekomendasikan Jakarta untuk berebut karir. Katanya Jakarta di jln Sudirman sangat modern, nyaman, toleran, asik. Dia menilai etnis jawa paling welcome orang asing, etnis padang kurang welcome. Dan katanya jangan makan di warung padang kalau tdk ingin ditipu uangnya. (Mungkin dia tdk phm bahwa di warung padang semua lauk disajikan di meka tapi bayar yang dimakan saja).
IRONI SEKOLAH KE LUAR NEGERI
Sudah lama bergaung betapa mindernya bangsa Indonesia kalah jumlah dalam pengiriman mahasiswa ke luar negeri. Malu karena Malaysia jauh lebih banyak mengirim padahal jumlah penduduk hanya sepertiga Indonesia. Tapi kini Malaysia MENYESAL. Karena program bea siswa ke luar negeri jadi penyebab intelektual dan profesional emoh gawe di Kuala Lumpur.