Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Perang Mulut Mahathir Mohammad vs Lee Kuan Yew: Sejarah Getir Malaysia-Singapura

17 Februari 2012   13:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:31 5361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Siapakah lupa dua sindiran mashur ini: "Lee Kuan Yew bagaikan katak besar dalam kolam kecil" dan "Mahathir merongrong Perdana Mentri yang menggantikannya". Tak pelak pendukung Mahathir dan Lee Kuan Yew saling membela diri. Mereka paham perseteruan abadi bersemi sejak 1963. Sejak Malaysia-Singapore bergabung jadi satu negara kemudian pisah pada tahun 1965.


Pembaca di Indonesia hapal suara oposisi di Malaysia tapi gelap gulita tentang oposisi Singapura. Terimakasih kepada The Jakarta Globe (koneksi GOLKAR); sukses menjadi penyambung lidah The Straits Times agar menutupi suara oposisi Singapura.


A) Perang Mulut


Saling kecam antara dua bekas Perdana Mentri yaitu Mahathir Mohammad versus Lee Kuan Yew digambarkan dengan tepat oleh jurnalis Amerika Profesor Tom Plate. Sebagaimana dikutip TheMalaysianInsider.com dia bilang bahwa perang mulut itu menguntungkan jurnalis. Persisnya dianggap sebagai "fun show", Sumber berita yang tak pernah kering untuk ditimba.


Di usianya pada angka 80 ke atas, baik Lee Kuan Yew (PM 1959-1988) maupun Mahathir Mohammad (PM 1981-2003), tercatat sebagai legenda untuk negerinya yaitu Singapura dan Malaysia. Sama-sama dinilai memimpin dengan tangan besi serupa Presiden Soeharto. Salah satu perbedaannya adalah: Lee Kuan Yew (terlahir dengan nama Harry Lee Kwan Yew atau disingkat LKY ) tak rela bila partai oposisi duduk di kursi parlemen. LKY tidak sungkan mendudukan keluarga LKY pada posisi terpenting kekayaan negara di PAP, SPH, GIC, Temasek Holdings, dan CPF. Bahkan asset negara hanya boleh diketahui oleh keluarga LKY. Total Kontrol gaya LKY memang ampuh! Mungkin itulah satu-satunya jalan agar Singapura stabil. Suara oposisi sukses dilenyapkan dari dunia luar.


B) Jebol Berkat Dunia Internet


Hanya sejak internet menggelinding suara oposisi Singapura terdengar nyaring. Sebut saja contoh artikel Nigel Tan, editor Satay Club. Sejarah "politik Kapak" Lee Kuan Yew (LKY) dibeberkan untuk mengenang korban "kapak" LKY. Misalnya tokoh masyhur yang tergusur: JB Jayaretman dan Chee Soon Juan yang dibuat bangkrut dengan nista. Francis Seow & Tang Liang Hong dibuang ke pengasingan (exile). Chia Thye Poh dan Lim Ching Siong yang dihukum 27th tanpa pengadilan. Poh Soo Kai, Said Zahari dan Lim Hock Siew yang diringkus melalui akal bulus Cold Storage Operation.


Adalah beruntung bahwa Presiden Ong Teng Cheong hanya ditolak maju untuk jadi Presiden kedua kali. Dosanya adalah mempertanyakan tiadanya laporan publik tentang kekayaan dan simpanan negara. Dia mendapat jawaban bahwa butuh 56th untuk menyajikan laporan detail. Total Kontrol kekayaan negara di tangan LKY memang ampuh!


Serupa juga jeritan via Temasek Review atau Temasek Emeritus. Oposisi mengutuk tangan besi LKY yang hobi menghapus jasa pemikir dan pejuang yang beda suara. Mereka mengenang jasa Rajaratman dan Lim Kit San untuk negara. Adalah artikel Ng Kok Lim yang menyitir kebodohan Alexander Gorin dari Ukraina. Dia menolak LKY dinilai Gorin sebagai filsuf, pemikir dan negarawan kelas satu. Menurutnya adalah Dr. Goh Keng Swee pemikir dan negarawan sejati. Sayangnya Goh pisah dengan LKY pada tahun 1984 lalu diangkat oleh China sebagai Penasihat Keuangan dan Industrialisasi. Publik kecewa dengan keangkuhan dan akal bulus LKY yang selalu klaim seakan hanya LKY yang membangun Singapore. Hingga geram betapa nistanya perlakuan LKY kepada siapa saja yang beda pendapat.


C) Masa Depan Perang Mulut


Nampaknya Mahathir dan LKY akan terus saling sindir. Tak cukup dengan terbitnya buku "Dilema Malaysia" dan "Hard Truth". Peristiwa "Protocol Singapore" itulah bukti nyata mereka tidak saling suka. Tapi LKY naas karena banyak borok terus terungkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun