[caption id="" align="aligncenter" width="631" caption="Egypt Unrest jan 2011 (AP)"][/caption] Memasuki hari keenam, hari ini Minggu 30-01-2011 demo jalanan di Mesir makin membara. Presiden Hosni Mubarak diminta mundur oleh pemimpin oposisi, sedangkan Muhammad Elbaradi menyatakan siap membentuk pemerintahan bersatu dalam masa transisi. Sementara Stasion TV berita Al Jazeera diusir oleh penguasa Mesir dengan menutup kantor biro dan membatalkan ijin liputan di negeri tersebut. Warga Mesir dikabarkan menyiapakan diri dengan bermacam senjata untuk jaga-jaga dari meluasnya ancaman penjarahan. [caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Warga jaga-jaga dari penjarahan (AP)"][/caption] Penguasa Mesir meyakini bahwa Al Jazeera mendalangi kejatuhan pemerintah yang sah di Tunisia belum lama ini dengan pemberitaan yang merugikan penguasa. Sementara Al Jazeera bertahan dengan prinsip pemberitaan yang menyampaikan suara rakyat. Mentri Penerangan Mesir Annas Al Fikki mengeluarkan perintah penutupan Al Jazeera hari Minggu 30-01-2011. Associated Press (AP) mewartakan bahwa sejak Sabtu militer minta kepada warga di Kairo agar melindungi keluarga mereka dari kerusuhan meluas disertai penjarahan di mall dan bank. Sementara seorang warga bernama Gafar mengecam Polisi Mesir yang menghilang dan meninggalakan kota dalam kekacauan. Sumber-sumber berita umumnya mengabarkan bahwa hingga Minggu malam telah jatuh korban tewas 150, ribuan narapidana kabur dari penjara. Demonstrator di Kairo menyatakan bahwa polisi terlibat dalam aksi penjarahan. Bahkan mereka sempat menangkap basah sekelompok polisi yang sedang melakukan penjarahan. Warga Mesir umumnya respek kepada militer tapi marah besar kepada polisi. Maajid Nawaz dari lembaga thinktank the Quilliam Foundation mengatakan kepada BBC World bahwa gerakan protes tidak akan berhenti hingga Presiden pergi dari Mesir. Elbaradi, pemimpin oposisi yang juga pemenang Nobel, mengecam keras Amerika (baca: Barrack Obama) yang tetap mendukung Presiden Hosni Mubarak yang menunjukan lemahnya kredibilitas Amerika dalam mendukung gerakan demokrasi. Dalam dua hari terakhir media Amerika mengutip pernyataan Presiden Obama, Wakil Presiden Biden, dan Metri Luar Negeri Hillary Clinton yang mengambil sikap mendukung Hosni Mubarak. Koresponden BBC melaporkan bahwa demonstrator di Tahrir Square Kairo akan melanjutkan gerakan Senin ini. Dengan arak-arakan mengusung peti mati para korban kekerasan aparat untuk diarak menuju Istana Presiden bila Presiden tidak mau turun tahta. Kabar terkini dari berbagai sumber menyakini bahwa kejatuhan Husni Murabak tinggal menghitung hari, bahkan hitungan jam. Muhammad Elbaradi diminta kelompok oposisi untuk menjadi pemimpin negara dalam masa transisi, membubarkan kabinet, membubarkan parlemen, dan membentuk konstitusi baru yang memungkinkan rakyat memilih wakilnya dan presidennya secara langsung. Sumber:BBC, AP, New York Times ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H