Ulasan politik berjudul "Pandangan Saya Sebagai Orang Islam Terhadap Ahok" menggetarkan jagat maya khususnya Kompasiana sejak 20 Juli 2012. Anita Tahmid, si penulis alumnus Universitas Al-Azhar Kairo, menjadi sorotan penuh pro-kontra. Hingga tulisan ini saya garap tercatat postingan Anita Tahmid meraih: hampir 100.000 hits, 62 rating aktual, 500 komentar lebih.
Siapakah gerangan @Anita Tahmid?
Dialah perempuan muda gabung sebagai kompasianer sejak Juni 2011. Jarang nulis. Jarang aktif. Postingan di atas adalah yang kedua. Belum punya daftar teman kompasianer. Sungguh prestasi mengesankan untuk ukuran pendatang baru yang baru menerbitkan dua postingan hingga 31 juli 2012. Terkesan dia paham dinamika politik indonesia dan khasanah hukum islam. Dalam artikel heboh kali ini bertemakan "KEPEMIMPINAN DALAM ISLAM".
#hayobikinrame
Menarik untuk dicermati adalah bagaimana si penulis mengemas postingan sedemikian rupa sehingga amat pantas dibaca untuk rujukan. Khususnya selama Pilkada DKI Jakarta berlangsung hingga 20 September 2012. Terlepas apakah Anda sependapat atau menolak opini Anita Tahmid ketika menyandingkan Ahok dalam kandang nilai-nilai islami. Si penulis punya cara tersendiri.
Sesungguhnya uraian Anita Tahmid bukan hal baru dan bukan pula rumus ajaib temuan anyar. Tapi mendadak penting ketika pasangan Jokowi-Ahok diunggulkan menang. Sentimen agama mengemuka dadakan, konon dijadikan alat kampanye oleh lawan yaitu pasangan Foke-Nara untuk mendongkel peluang Jokowi.
Calon Gubernur Jokowi yang muslim tidak masalah, tapi Calon Wakil Gubernur Ahok yang non muslim jadi masalah atau bisa dibikin masalah oleh sementara orang. Di sinilah artikel Anita Tahmid menemukan momentum yang pas menawarkan ulasan komprehensif yang tergolong istimewa di blog Kompasiana.
Pada intinya Ahok sama sekali bukan masalah di mata muslim muslimah, demikian kesimpulan ulasan Anita Tahmid. Dengan pelipur lara bahwa yang jadi pemimpin adalah Jokowi, bukan Ahok. Seakan si penulis ragu ketika menghibur dengan frasa setara dengan "Ahok cuma wakil".
Why? Why? Why?
Sayangnya dengan banjir komentar 500 lebih belum ada balas komentar satu biji pun dari Anita Tahmid. Padahal 2 minggu telah berlalu dan dia sudah publish post baru. Mungkin dia lupa bahwa balas komen adalah norma dalam blog kompasiana, paling tidak ada satu buah komen untuk semua. Saya aja dulu tahun 2009 ditegor oleh Admin hanya karena belum balas komen setelah postingan kontroversial publish selama 2 jam. Tanpa balas komen memberi kesan, mohon maaf, kurang tanggung jawab atas postingan kontroversial yang dipublish atau tidak punya nyali diajak adu pendapat. Sungguh amat disayangkan.
Inilah komentar yang bikin geger.