[caption id="attachment_170496" align="aligncenter" width="590" caption="Terrorism Pills (Shutterstock)"][/caption]
"Siapakah yang mendalangi aksi teror, siapakah yang membiayai dan melatih kelompok teroris terorganisir, serta benarkah mereka sangat sulit untuk dilumpuhkan?"
Pertanyaan rumit seperti itu bisa Anda temukan titik terang jawabannya bila balik bertanya, "Siapakah yang diuntungkan dari aksi teror dalam 10 tahun terakhir?" Berpijak dari pertanyaan ini Anda akan menelusuri sejarah aksi terorisme, mobilisasi perang melawan teror, retorika kebijakan, fiksi kejadian, dan realita di lapangan. Di tengah pencarian kebenaran bisa jadi Anda kecewa ketika menemukan banyaknya bukti ; lain di media massa, lain pula dalam kenyataan.
"Tapi apa yang bisa saya lakukan untuk sedikit tahu apa yang sebenarnya terjadi sementara saya hanya orang biasa?"
Tuhan Maha Pemberi Putunjuk bila Anda punya sedikit keyakinan akan keberadaan Tuhan. Selalu ada jalan menuju pengetahuan. Anda tidak perlu jadi orang jenius, tidak harus berlatar belakang intelijen, tidak wajib meraih gelar sarjana. Yang Anda perlukan hanya satu hal: yaitu bertekad untuk peduli apa yang sebenarnya terjadi.
"Kemana mencarinya? Saya sudah baca semua berita dari banyak sumber berbeda."
Itulah gunanya buku dan internet. Sumber berita melimpah. Tapi nanti dulu. Jangan kaget bila selama ini Anda tertipu. Sama seperti saya! Lho? Maksudnya apa? Kita banyak menyerap berita dari ribuan nara sumber tapi kita TIDAK SADAR DICEKOKI PROPAGANDA. Sementara kita tahu bahwa propaganda adalah jenis berita yang dimanipulasi untuk menyesatkan publik dengan menghalalkan segala cara.
"Lho, bukankah tugas jurnalis adalah menyampaikan berita apa adanya demi kepentingan publik?"
Itulah masalahnya! Hampir semua media massa utama mengabdi kepada kepentingan pemilik yaitu pengusaha. Celakanya banyak bandit-bandit berduit yang diam-diam menguasai media massa utama.
"Oh, pantes... Banyak jurnalis dan nara sumber yang jujur malah dipecat atau tewas secara misterius!!!"
*