Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

FPI Malaysia Demo Anti 35100 Injil Bahasa Malay Berisi Kata Allah

15 April 2011   16:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 1067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertubuhan Pembela Islam (PPI) serupa FPI, siang ini lakukan protes di Masjid Negara Malaysia. Mereka menolak ijin beredarnya injil dalam bahasa malaysia dan penggunaan kata "allah" dalam injil. Menurut mereka kata allah adalah tuhan milik muslim. Mereka menuduh injin tsb adalah jalan menuju pemurtadan umat islam. Demikian kata juru cakap Pembela yaitu Dr Yusri Mohamad.

PEMBELA (PPI) adalah LSM dari 20 ormas islam malaysia. Rencana demo dan ajakan demo diumumkan sejak kemarin oleh Yusri. Dalam bahasa malay Dr Yusri Mohamad mewakili PPI (PEMBELA) mengucapkan statemen usai sholat Jumat di Masjid Negara siang ini sbb:

:::

"PEMBELA percaya bahwa di balik isu ini terselit misi untuk membuka masyarakat islam di malaysia kepada pemurtadan. Atau sekurangnya suntikan faham pluralisme agama, sekularirme dan ekstrim liberal yang akan menghakis keutuhan jati diri umat islam... PEMBELA berpendapat 35,100 kitab injil itu tidak patut dibenarkan untuk edaran kerana bercanggah dengan peruntukan Pelembagaan Persekutuan dan enakmen agama islam. Sikap degil dan keras kepala pihak kristiani sangat mendukacitakan"
:::
Spanduk spanduk digelar untuk menegaskan demo. Kemarin Yusri mengancam akan membawa perkara ini ke pengadilan. Di mata PEMBELA Islam adalah agama resmi negara dan berhak atas monopoli kata "allah" dan bahasa lokal untuk kitab suci. Penolakan mereka didasari ketakutan umat islam lemah iman jika membaca kitab suci agama lain.

Belum ada penjelasan kelompok Yusri apakah klaim tsb sejalan dengan freedom of speach, expression, and religion. Tanpa keterangan bahwa bahasa arab dalam al quran adalah bahasa nasional malaysia. Tanpa melengkapi dengan hasil study bahwa umat keluar dari islam karena baca injil berbahasa lokal. Dan tanpa riset orang masuk islam karena karena perkara bahasa dan iming-iming istilah "allah" sebagai pemanis lagi berdaya pikat ajaib.

Kemarin dikabarkan The Bible Society of Malaysia (BSM) telah menjemput  cargo yang berisi  5,100 Bible dari Port Klang  bulan lalu namun kecewa, akan menyimpannya di dalam  museum, sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang melarang Bible dalam Bahasa melayu dan penggunaan kata "Allah". Pelepasan Bible tsb kabarnya disertai perbuatan pemerintah yang tidak lumrah pada kover Bible yaitu: memberi tanda berupa nomor seri,  tulisan "Christian Publication", serta tanda salib.  Maksudnya agar Alkitab hanya boleh dibaca oleh umat nasrani saja. Datuk Seri Idris Jala menerangkan bahwa sisa  30,000  Alkitab sudah diambil kembali oleh importir Indonesia yaitu The Gideons.

PM Najib Razak belum mampu atasi konflik bahasa dalam beragama sejak 2008 mencuat. Pengadilan mengijinkan tapi pemerintah yang dikuasai Barisan Nasional tidak sepakat. Sedangkan oposisi Pakatan Rakyat Pimpinan Anwar Ibrahim mengecam sikap penguasa yang dinilai diskriminatif.
CATATAN penulis: kebebasan beragama di Malaysia nampaknya tersandung kerikil atas peristiwa tersebut di atas dalam wujud  monopoli penggunaan kata "allah" untuk menyebut nama Tuhan. Meskipun penguasa Malaysia berupaya keras beri penjelasan dengan berbagai alasan namun belum berhasil menyakinkan pihak yang merasa dirugian. Mudah-mudan ke depan menemukan solusi terbaik yang memuaskan semua pihak.

*) sumber: bilik berita, malaysia insider, asia sentinel

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun