[caption id="attachment_91969" align="aligncenter" width="500" caption="Paul Arden (doc paularden.com)"][/caption] MARI bongkar pandangan klise tentang gagasan sederhana dan murah tapi berdampak global. Jangan kaget jika tokoh agama dan aktivis serta LSM gigit jari di sini. Ini dia faktanya... Kenapa konflik politik-agama ditemukan solusinya oleh tokoh motivator yang bergelimang dunia bisnis? Kenapa prakarsa perdamaian dunia lolos dari aktivis HAM dan filsuf dan agamawan lalu jatuh ke tangan tokoh periklanan? Tanpa propaganda paham pluralisme, inklusivisme, humanisme, adalah sosok motivator dan periklanan legendaris Inggris mencuri perhatian dunia. Paul Arden (1940-2008) meninggalkan jejak raksasa di Manhattan Amerika. Kiat mujarab perdamaian dunia dengan biaya murah digagas secara menakjubkan tahun 2007. Tiga tahun sebelum gempar kontroversi rencana pembangunan Islamic Centre yang lebih dikenal Masjid Ground Zero. Berlokasi hanya dua blok dari lokasi Tragedi WTC 11 September akibat serangan biadab teroris Islam. Dalam hal ini saya tidak membahas setuju atau tidak, tapi mencoba belajar memahami alur pikir Paul Arden. Dia sangat unik, eksentrik, tidak takut kehilangan popularitas sebagai penganut Kristen yang taat. Padahal dia sudah melegenda sebagai raksasa dunia periklanan dan motivasi. OTODIDAK bisa dikatakan jalan hidup Paul. Dia keluar dari sekolah pada usia 16 tahun. Dia yakin univertas hanya mencetak manusia mediocre yang tinggi ilmu, rendah nyali, gemetar ambil resiko. Dia yakin sekolah kehidupan adalah sebaik baik pendidikan hidup karena riil dan sarat perjuangan nasib kerasnya kehidupan. Paul tidak omong kosong. Sepanjang karirnya bareng Saatchi And Saatchi beberapa nama dan produk penting pernah melambung berkat olahan ide dan tangan ajaibnya. Contohya Margaret Thatcher, British Airways, Toyota, Fuji, The Independent, Silk Cut, Nivea. [caption id="attachment_91970" align="aligncenter" width="400" caption="Barack Obama (doc howstuffworks.com)"]
[/caption] Berikut ini gagasan gasan penting dari Paul Arden yang menggemparkan itu: POLITIK DAN AGAMA: *Daripada unjuk kekuatan dan mengamburkan milyaran dollar untuk senjata perang, dunia barat mesti membangun mesjid di Ground Zero, itu akan menjadi simbol mengagumkan tanda pemahakan kita akan sudut pandang dunia Islam, itu akan menjadi langkah utama menuju perdamaian dunia* 3 tahun kemudian pro-kontra meledak. Presiden Barack Obama setuju rencana komunitas muslim Amerika pada 2010 untuk mewujudkan sebuah Islamic Centre di Ground Zero Manhattan New York. Sarah Palin menentang, bahkan setuju agar rencana proyek tersebut ditukar dengan rencana Pendeta Jones membakar alquran di muka publik. [caption id="attachment_91971" align="aligncenter" width="320" caption="Sarah Palin (doc tpmlivewire.com)"]
[/caption] Apapun keputusan akhir publik Amerika tentang proyek pembangunan Mesjid Ground Zero adalah bukti kontribusi Paul Arden dalam membuka lembaran baru perdamaian dunia. Para pecinta perdamaian dunia, yang tidak sibuk berebut kursi kekuasaan sembari menebar semangat perang dan benci, pasti berhutang budi kepada warisan visi dunia versi Paul Arden. Ada lagi gagasan Paul Arden yang tidak kalah penting: KESEHATAN: *Iklan rokok seharusnya dilarang pemerintah tapi tidak dilaksanakan karena menghasikan banyak uang. Itulah korupsi pemerintah* > BUDAYA JUDI: *Dalam hati kita tau kasino itu salah. Judi adalah cara merampok uang si miskin. Kenapa pemerintah mengijinkan? Itu bukan karena penjudi cari uang banyak. Bukan karena orang mengiklankan kasino atau lotre. Tapi karena pemerintah membiarkan mereka menciptakan penyakit kanker* > IKLAN PRIBADI: *Semua orang mengiklankan diri, setiap waktu. Bahkan biarawan pun mengiklankan Tuhan* > CATATAN PENULIS: Beberapa poin mencolok beda Paul Arden dengan para motivator pada umumnya adalah: dia tidak pernah mencitrakan dirinya orang bijak, menyambut baik setiap kritik, dan tidak takut kehilangan popularitas untuk menyatakan apa yang diyakininya. Paul Arden adalah maestro motivator yang lugas dan jujur, bukan marketter pedagang kalimat bijak yang otoriter dan berlagak nabi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya