Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anjuran Siswi Menyusui Siswa dan Perdagangan Bank ASI (Air Susu Ibu)

21 April 2011   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:34 3527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13033771931640740016

[caption id="attachment_102177" align="aligncenter" width="468" caption="Salma hayek breastfeeding African babbies (doc: ABC/bubble.com)"][/caption] Seorang ulama Al-azhar Mesir dan Syech Saudi bikin fatwa menggemparkan. Pelajar perempuan disuruh menyusui pelajar lelaki. Menikmati air susunya agar tidak haram berdekatan. Alasannya saudara sesusuan serupa saudara kandung. Alias mukhrim. Perempuan Protes. Ini akal akalan agar lelaki disusui seperti bayi. Dan bisa dimanipulasi untuk bersetubuh secara gratis. Topik ini kembali dibahas oleh The Huffington Post pekan ini dalam kaitan kontroversi Bank ASI yang diperdagangkan. Aktris Salma Hayek dan politisi Sarah Palin angkat bicara. Fatwa seorang ulama Mesir dan Saudi terjadi  tahun-tahun lalu dan ditolak publik di negara mereka. Adalah ulama Al-Azhar Mesir yaitu Ezzat Attiya yang mulai berfatwa. Kemudian Sheikh Al Obeikan, penasehat Pengadilan Kerajaan dan konsultan Mentri Kehakiman mengeluarkan fatwa serupa - pada tahun yang sama di Saudi 2007. Kemudian diikuti oleh Syeich  Abi Ishaq Al Huwaini. Fatwa berbunyi agar siswa Universitas Al-Azhar tidak dosa berdekatan laki-perempuan maka siswi berikan air susunya kepada siswa. Mengingat dalam hukum Islam saudara sesusuan adalah mukhrim alias tidak ada halangan berdekatan. Namun ditolak publik bahkan Attiya dipecat. Seorang perempuan malah mengadukannya ke pengadilan agar pemberi fatwa di penjara. Nampaknya fatwa tersebut bukan hasil musyawarah tapi fatwa pribadi. Fatwa asli ada dalam link The Gulf News dan TV Arabiya, namun setelah saya cek sudah dicabut dari web. Bunyi aslinya tidak terekam persis namun media-media yang melansir menangkapnya sebagai anjuran menyusui, langsung atau tidak langsung. Maksudnya agar air susunya mengubah status hubungan. Namun  banyak dilansir, salah satunya di sini: Saudi Cleric Advocate Breast Feeding Kini fatwa tersebut dijadikan pembanding oleh feminis Amerika dalam mengatasi problem Bank ASI. Keutamaan ASI(AIR SUSU IBU) jadi masalah pada isu moralitas: peminat ASI koq dikenakan biaya untuk memperoleh dari BANK ASI. Dan kenapa bayi sendiri harus disusui dari payudara perempuan lain. Brest Milk Swap (pertukaran air susu) menjelma diskusi panjang. Tau kan? Perempuan pekerja sangat berkepentingan. Apalagi Presiden Obama sedang giat menggalakan Medical Care lalu terhadang Medical Fraud (penipuan biaya medis) bernilai milyaran dollar. What's up? Kampanye brestfeeding (menyusui) dan breast milk(ASI) disambut hangat. Sarah Palin dari kubu Republik ambil posisi dari mendukung menjadi melawan - menegas tidak sejalan dengan kubu Demokrat. Isu ini penting bagi calon presiden dan wakil untuk memenangkan PEMILU 2012. Tak kurang aktris seksi dari Amerika Latin yaitu Salma Hayek mengembara ke Afrika untuk sedekah menyusui bayi bayi di sana yang ibunya tidak punya air susu. Dia happy dan merasa addictive alias ketagihan menyusui. Video Salma Hayek menyusui bayi Afrika laris manis ditonton pemirsa. Si bayi sangat bergairah menyusu. Kebanyakan pemirsa adalah lelaki. Perkara menyusui sedang hangat di Amerika. Lebih banyak imaginasi dan naluri berbicara. Entah apa yang terlintas di dalam pikiran lelaki yang menyaksikan adegan hot Salma Hayek menyusui bayi Afrika itu. *) sumber: ,the time, the huffington post, bubble.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun