Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Yang Marah Ditanya Agamanya dan Ada Yang Pura-Pura Atheis

7 November 2012   01:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:51 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Agama/kepercayaan di dunia maya:


Manipulasi identitas dunia maya yang lagi ngetrend konon adalah pura-pura tak beragama ( ateis). Tujuannya untuk menyerang agama tertentu sekalian promo agama/kepercayaannya sendiri. Dunia maya tanpa tatap raga ini dimanfaatkan untuk menyerang melalui identitas palsu.


Ada pula yang marah/sewot kalau ditanya agamanya. Padahal sedang debat terkait ajaran agama. Padahal jelas pandangan hidup dan nilai nilai yang dianut dirinya berakar dari agama mereka. Rupanya mereka malu mengakui dari mana asal penilaiannya itu.


Bagi saya, seorang muslim, adalah benar agama urusan pribadi masing2 ketika berinteraksi di dunia maya. Tapi adalah penipuan/manipulasi serius bila orang beragama kemudian ngakunya ateis. Atau bergama X tapi ngaku (pura-pura) beragama Y. Kemudian manipulasi kedoknya ini dipakai untuk menyerang agama lain.


Mereka mungkin lupa bahwa orang bisa cari tau di tempat/situs lain. Boleh saja, misalnya saya ngaku umat X padahal Y. Boleh saja saya ngaku ateis padahal beragama/kepercayaan X. Maaf ini sekedar perumpamaan. Benarkah pengakuan saya? Orang bisa ngecek ke blog pribadi atau jaringan sosial atau menangkap kilatan "religion/faith signature"-nya ketika berinteraksi. Saya tidak seterusnya bisa menipu publik.


Dan bagi saya sejatinya tidak masalah koq menyembunyikan agama. Masalah hanya muncul bila menyembunyikan agama sambil (atau dengan niat) menyerang agama lain. Sungguh konyol menuntut orang lain menghormati prinsip hidup kita bila kita sendiri maen petak umpet dengan agama/kepercayaan kita.


Ada pula orang terdidik (sarjana jebolan universitas dalam dan luar negeri) yang sewot kalau ditanya agamanya ketika diskusi/debat berkaitan agama. Misalnya tentang nikah di mana antar agama beda aturan. Lucunya udah sewot ditanya agamanya lalu memaksakan aturan agamanya kepada umat lain. Katanya punya merekalah yang sesuai nilai universal. Rupanya lupa bahwa nilai ajaran agama dipastikan "universal" itu bagi penganutnya sendiri.


Demikianlah yang saya temukan di beberapa situs, beberapa forum, group facebook, blog, dll. Saya temukan beberapa orang ikut jejak penipu agama yang katanya bekas muslim Iran dan kini tinggal di Chicago. Padahal banyak lho orang Iran tau dia tidak pernah jadi muslim seperti pengakuannya. Lagi pula identitas dia palsu semua. Palsu koq ditiru?!


Ada juga yang beragama X (tidak pernah ngakuin) pura-pura beragama Y, terus hobinya ngadu domba antar aliran dalam agama Y. Hebatnya umat agama Y tidak ngeh (bahkan mungkin rela) diadu domba secara terus menerus oleh orang yang tidak jelas agamanya. Luar biasa!

Sungguh saya heran koq bisa yah punya agama/kepercayaan diumpetin kemudian ngoceh layaknya pembela kebenaran. Pencari kebenaran. Pembasmi kejahatan. Oh ya? Mana ada pembela kebenaran tanpa didukung kejujuran?


Akhirnya sodara-sodara semua... Yang jadi pertanyaan saya dari maen petak umpet agama/kepercayaan adalah ini: "Ngapain sih kamu sembunyiin agamamu buat menyerang agama lain?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun