Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Propaganda Perang Film Hollywood dan CIA

24 Mei 2013   20:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:05 1249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_255708" align="aligncenter" width="548" caption="sumber: Global Reserach"][/caption]

Amerika pasti gagal menjalankan kebijakan luar negeri bila tanpa dukungan propaganda lewat layar lebar (film). Sebut saja sebagai contoh adalah produk Hollywood berikut ini: film berjudul "Black Hawk Dawn", "Zero Dark Thirty", "ARGO". Film diperalat sebagai propaganda sudah lazim sejak abad 20. Dalam perkara ini Hollywood bergandengan tangan bareng Department of Defence, CIA, agen pemerintah, dan sarana modern lainnya.

Demikian tadi sekilas rangkuman sebuah artikel dari situs Global Research yang telah melakukan penelitian atas prilaku orwellian. Prilaku kekuasaan ini merujuk pada sabda George Orwell tentang penulisan ulang sejarah oleh penguasa untuk kepetingan politik dan kekuasaan. Selanjutnya diurai sbb: 1) Sejarah sengaja ditulis ulang agar cocok dengan tujuan politis penguasa. Ditulis ulang agar pas dengan tujuan baru sang penguasa. Mereka yakin bahwa bila sejarah ditulis ulang (misalnya dalam kasus film ARGO) maka rakyat akan bergairah mendukung pemerintah melakukan agresi militer terhadap Iran. Ditulis ulang… bahasa halus untuk pemalsuan.

13694006261219678871
13694006261219678871

Ben Afflek (sumber: wikipedia)

2) Anugerah dari Michelle Obama untuk  Ben Afflek (sutradara, bintang dan produser ARGO) yang memenangi Oscar Best Picture telah meninggalkan bukti kuat betapa dekat kaitan Hollywood dengan The White House.  Dalam hal ini penguasa yakin mampu melakukan sulap sejarah agar rakyat hanya melihat kejadian-kejadian yang hanya diperlihatkan oleh penguasa, beserta penilaian yang telah disetel oleh penguasa pula. Upaya ini tak pelak serupa dengan cuci otak. 3) Kebijakan bisnis-politik Hollywood tidak pernah berubah yaitu menempatkan Amerika sebagai “pemimpin dunia bebas yang memerangi kejahatan di muka bumi”. Dan untuk itu kebijakan luar negeri Amerika perlu diwahyukan melalui film-film Hollywood sebagai sabda kebenaran.

13693993601448890884
13693993601448890884

sumber: TheIntelHub.com

4) Main mata antara Hollywood dengan aparat keamanan negara Amerika mengundang ex- agen CIA Bob Baer untuk berkata, “Terdapat simbiosis antara CIA dengan Hollywood”. Klaim Bob Baer mendapat pijakan kuat bila menengok The Sun Valley Meeting - rapat tahunan di Idaho Sun Valley- di mana ratusan tokoh media papan atas ngumpul guna merancang strategi tahun depan. 5) Namun upaya Hollywood pasti mentah di tengah jalan bila tanpa bantuan estafet dari media massa. Kebetulan media massa besar dunia hanya dikuasai oleh 5 kelompok korporasi sejak 2004 dari 29 korporasi pada 1987. Penyusutan kepada 5 tangan monopoli kian mempermudah mengontrol media massa oleh kaum industriawan (washington blog, mei 2013). 6) Dalam kaitan media-pertahanan adalah bukan rahasia lagi kata tokoh pengungkap Skandal Watergate Carl Bernstein  bahwa CIA telah membeli dan menggaji jurnalis-jurnalis kenamaan (washington blog, mei 2013). Dengan kata lain eskalasi menuju perang terbuka Iran-Amerika tergantung sejauh mana propaganda semacam film Argo berserta cheerleader-nya mampu mengubah persepsi publik tentang Iran dan sejarah baru yang telah ditulis ulang oleh para sutradara, produser, dan bintang film Hollywood. Artikel ini  (kecuali butir 5 ke bawah) dirangkum dari sumber di bawah ini:- -Title: Screen Propaganda, Hollywood and CIA -Author: Julie Levesque -Source: February 28, 2013 by Global Research, republished May 9th, 2013 by Media Freedom International

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun