Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aburizal Bakrie Bisa Jadi Presiden RI? Ngimpiii...!!!

30 Mei 2012   03:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:36 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membaca berita bahwa Juni nanti Aburizal Bakrie akan ditetapkan sebagai kandidat Presiden 2012 mendorong reaksi. Akbar Tanjung sebagai sesepuh Partai Golkar mensahkan majunya Aburizal sebagai kandidat Presiden. Sebuah sikap normatif menyodorkan big boss Golkar ke gelanggang Pemilihan Presiden.

Berapa besar sih peluang Aburizal jadi Presiden Republik Indonesia?

Tanpa bermaksud mendahului kekuasaan Tuhan dan aspirasi rakyat, marilah kita takar sesuai real politik Indonesia. Mari perhatikan hal-hal di bawah ini sebagai faktor keterpilihan seseorang untuk jadi Presiden RI:

1) Beragama Islam... Selaras dengan mayoritas penduduk pada besaran 80% muslim. Aburizal lulus.

2) Lelaki lebih disukai... Selaras tradisi paternalistik yang masih kuat. Aburizal lulus.

3) Orang Jawa pilihan utama... Nah ini dia Aburizal terganjal. Real politik membuktikan pada jaman Sukarno dan Suharto terjadi Jawanisasi budaya. Unsur serapan bahasa dan pribahasa jawa ke dalam bahasa nasional amat kokoh dan dominan. Begitu juga prilaku "njawani" laku keras. agar gampang gaul di pusat kekuasaan.

Akbar Tanjung adalah contoh politisi Medan yang telah "njawani" dalam bergaul. Orang Medan yang dikenal blak-blakan tidak tercermin pada diri Akbar Tanjung. Dia tau bahwa "nggih"(ya) dan "boten"(tidak) dalam ucapan bisa bermakna kebalikannya. Dia tau bicara blak-blakan bagi priyayi/petinggi itu "saru"(tabu). Dalam perkara ini Aburizal bisa dibilang titisan Akbar Tanjung. The new Akbar Tanjung. Beda dengan Ruhut Sitompul yang tetap bergaya orang Medan punya. Beda dengan Jusuf Kalla yang ajeg Makasar punya.

Lalu masalahnya apa, jal?

Demen nggak demen dalam pertarungan politik tak lepas dari sentimen kedaerahan. Superioritas Jawa belum goyah hingga detik ini. Lumrah. Di dunia manapun begitu. Wong kebetulan pusat kekuasaan nasional berada di tanah pulau Jawa. Maka solusi untuk Aburizal adalah perlunya pensahan atawa restu dari tokoh tokoh sepuh Jawa. Mengingat Rakyat jawa di level akar rumput pedesaan masih butuh wejangan "bade melu sinten" di kotak suara. Ingat budaya patron-client.

4) Bukan kriminal... Nah ini juga ribet. Memang Aburizal dibebaskan pemerintah dari segala azab dan dosa
atas skandal LUMPUR LAPINDO SIDOARJO. Tapi Mana mungkin wong jowo klalen bekas ugal-ugalan perusahaan milik Aburizal?

Kesimpulan Peluang Menang atau Ngejengkan Aburizal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun