Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Reaksi Inggris: SBY Bijaksana, PM David Cameron Memalukan

13 April 2012   04:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_174289" align="aligncenter" width="489" caption="Presiden SBY dengan PM David Cameron (independent.uk)"][/caption] Presiden SBY sebagi tuan rumah dianggap telah "mempermalukan" tamu agung negara Inggris, PM David Cameron, ketika mengadakan Konferensi Pers bersama di Jakarta, 11 April 2012. Penilaian versi Inggris itu disampaikan oleh The Independent UK dengan judul "David Cameron Plays Down Emberassing Moment in Indonesia", tanggal 11 April 2012. Mempermalukan di sini dalam artian SBY menunjukkan kemampuan mengambil kebijakan yang tepat dalam mengatasi keruwetan ekonomi dengan memperbanyak belanja negara dan mencegah pemecatan pegawai perusahaan. Kebijakan ini bersebrangan dengan PM David Cameron dan Mentri George Osborne yang mempeketat belanja negara, menaikkkan suku bunga, membiarkan pemberhentian pegawai perusahaan yang dikatakan PM Cameron sebagai hukuman. Bukan rahasia lagi bahwa baik pemerintah Amerika maupun Eropa dikeluhkan oleh rakyat belakangan ini atas pengambilan kebijakan ekonomi dan keuangan yang dinilai "pro bankster super kaya dan anti rakyat". Dalam hali ini banyak analis menunjuk sebab musabab yaitu mereka melayani para sponsor yang mendanai kampanye politik hingga duduk di kursi kekuasaan. Raja Media Rupert Murdock bahkan konon mengakui bahwa dalam 20 tahun terakhir terlibat pengaturan politik untuk menempatkan pejabat tinggi negara dan parlemen di Amerika Serikat dan Eropa Barat melalui jaringan NewsCorp. PM David Cameron tidaklah tangan kosong berkunjung ke Indonesia, dia datang yuntuk menyambut baik order 11 unit pesawat Air Bus A330-330 dari pemerintah Indonesia kepada Inggris, senilai 326 Pound Sterling yang akan merebut ribuan tenaga kerja. Namun sayangnya belum ada kepastian pesawat tersebut dapat melandas ke Heathrow London Airport mengingat belum ada route langsung Jakarta-Heathrow. [caption id="attachment_174291" align="aligncenter" width="400" caption="AirBus-a330-300 (airbus.com)"]

1334285668564822066
1334285668564822066
[/caption] Kalimat yang dinilai menohok dari Presiden SBY, ketika konferensi pers bareng David Cameron  adalah "We also developed policies - fiscal policies, monetary policies - that protected us. We should prevent (companies) conducting lay offs.  We should safeguard unemployment levels. We know the community was impacted by this. We provided social assistance, we provided stimulus so that (people) can buy purchases. It seemed to work for Indonesia. It may not work in other countries. What is important is we have to prevent lay-offs, we must ensure people can buy, we must ensure industries can produce and we must make the government be able to make the right fiscal and monetary policy responses." Di sini SBY menekankan pentingnya kebijakan fiskal dan keuangan untuk menjamin rakyat mampu membeli barang kebutuhan dan mencegah jatuhnya perusahaan yang membawa malapetakan pemecatan. Namun SBY dengan santun menambahkan bahwa kebijakan tersebut mungkin hanya cocok untuk Indonesia, belum tentu tepat untuk negara lain. [caption id="attachment_174294" align="aligncenter" width="617" caption="Heathrow Airport London (cheapticketfor.com)"]
13342859181497280895
13342859181497280895
[/caption] Atas ucapan SBY yang dianggap "mempermalukan" tamu agung, David Cameron menanggapinya melalui ITV News dalam sebuah wawancara setelah konferensi pers, secara diplopmatis dia berkata, "I think he was making a very sensible point which is that both of us have a challenge which is to generate the growth necessary to ensure that young people in our countries have a job and a future and that is critical in Indonesia just as it is critical in Britain... " Di sini Cameron menyadari bahwa SBY menyentuh point sensisif yang menjadi tantangan oleh kedua negara untuk mengatasi problem pengangguran dan kelesuan ekonomi. Cameron terkesan merujuk kepada Zona Eropa yang sedang gonjang ganjing dengan robohnya ekonomi Yunani, Portugal, Spanyol, Itali. Namun dia gagal menyebutkan bahwa sementara Eropa Barat mandeg dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 1%, Indonesia dan Asia mampu meraup pertumbuhan ekonomi sekitar 6%. Keresahan publik Inggris dan Zona Eropa tercermin dari kolom "Debt Crisis Live" di situ The Telegrpah UK. Di situs The Independent UK yang mengecam kegagalan David Cameron, pada dasarnya memuji kebijakan SBY yang dinilai mampu mencegah kerusakan ekonomi dalam situsai resesi yang mencekam Amerika dan Zona Ekonomi Eropa. Pada saat yang sama mencaci maki David Cameron yang dinilai gagal meloloskan Inggris dari cengkraman resesi yang sulit diprediksi ke depan. Gambaran ini tercermin dari respon para komentator, total lebih dari 50, umumnya mengagumi kebijakan SBY sekaligus mencaci-maki David Cameron. Malah ada yang meledek agar Presiden SBY diangkat menjadi PM Inggris aja biar rakyat tidak merana. Ungkapan jurnalis Inggris bahwa SBY "mempermalukan" David Cameron nampaknya lebih kepada gangguan psikologis di mana sebagai negara kuat biasanya berkunjung ke Indonesia untuk memberi khotbah apa yang harus Indonesia lakukan, kemudian diamini tanpa koreksi. Namun keberanian SBY untuk berkata lain, bahkan bersebrangan dengan kebijakan sang tamu agung, itulah yang dianggap "mempermalukan". *** Ragile, 13 April 2012 : : Sumber: The Independent UK  11 April 2012, The Telegraph UK 12 April 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun