Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jangan Biarkan Kompasiana Jadi Majalah Sabili Islam Garis Keras

6 Desember 2011   00:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47 18135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan ini saya merasakan keanehan di Kompasiana yang tiba-tiba digerecoki oleh akun-akun tertentu. Setelah saya pelajari bahasa dan aspirasi mereka sangat sejalan dengan Majalah Sabili. Khas kasarnya dan sangarnya beraroma kebencian ketika menuntut ajaran Islam sebagai landasan hidup untuk apapun dan siapapun.


Tentu saja ajaran Islam yang dimaksud adalah Islam minoritas sesuai kehendak orang-orang Sabili yang dikenal hobi ngajak perang dengan siapapun yang berbeda pendapat. Setidaknya itulah kesan umum selama ini. Saya sendiri punya catatan atas beberapa hal yang saya temukan, yaitu sbb:


1) Majalah Sabili menyebut umat nasrani tertentu dengan julukan "SALIBIS".


2) Majalah Sabili memberi julukan "SEPILIS" untuk kaum yang bepikiran sekular, liberal, plural.


3) Majalah Sabili mengharamkan bank konvensional untuk berhaji.


4) Majalah Sabili mengatakan bahwa TERORIS yang ditangkap di Indonesia adalah "ulama-ulama yang lurus menjalankan perintah Allah".


5) Majalah Sabili dikenal sejak jaman reformasi sebagai corong Islam garis keras yang menebarkan KEBENCIAN yang amat sangat kepada golongan yang berbeda pandangan.


6) Wikipedia mengatakan bahwa umat Islam lebih baik menggunakan uangnya untuk bersedekah daripada untuk membeli Majalah Sabili. Alasananya adalah dulu corong keindahan Islam tapi belakang berubah jadi penebar fitnah di kalangan Islam sendiri.


Mohon maaf saya, sebagai muslim yang sedang belajar cinta damai dengan golongan manapun dan sebagai mantan murid pribadi seorang Rois Am PBNU, perlu menyampaikan hal ini. Terutama mengingat terciumnya cita rasa Majalah Sabili belakangan ini di Kompasiana. Saya temukan indikasinya yaitu:


A) Ada dua postingan berbau SARA agama yang dihapus oleh Admin kemudian mereka marah-marah seakan khotbah agama mereka tidak boleh dihadang. Seakan suara mereka wajib dimuat apapun isi dan resikonya.


B) Mereka menggunakan akun akun palsu untuk menyuarakan dan mendukung personal/simpatisan Majalah Sabili dengan bahasa dan cara khas gaya orang orang Sabili.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun