Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mitos Arab Turunan Memilih Jodoh

26 April 2011   14:20 Diperbarui: 7 Februari 2016   05:31 19093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_105283" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Ini pengalaman pribadi dan lingkungan. Sebagai keturunan darah Arab Yaman dari garis ayah dan darah Jawa Tengah dari ibu, saya sering ketawa jika menyimak debat perjodohan orang Arab Indonesia. Banyak yang ngawur. Sepertinya pegang ajaran Islam tapi justru melanggarnya. Seolah rasional padahal emosional. Saya nilai kebanyakan kisruh perjodohan asimilasi atau antar ras lebih karena mitos dan harta. Banyak hal disembunyikan dengan mengajukan alasan penolakan yang didramatisir.

::: Artikel terkait:

Siasat Menaklukan Orang Arab

:::

Ijinkan saya utarakan berikut ini:

1. Keluarga keturunan Arab mengatakan: Perempuan Arab lebih setia:

Mitos ini lebih karena kriteria setia diukur dari perasaan nyaman dan eksis suami Arab. Jika menikahi istri non Arab nampak jelas gerakan pengucilan oleh keluarga besar. Tapi kalo suami tidak ambil pusing, lama lama kehadiran istri non Arab manunggal secara alamiah. Paling setia? Kasus istri Arab minta cerai dan selingkuh sama umumnya dengan etnis lain di Indonesia.

Alasan bahwa dari dulu "enjid-enjid" (kakek-kakek) beristri Arab juga omong kosong. Kakek-Kakek dulu datang dari Hadramaut Yaman ke Indonesia dengan meninggalkan keluarga sebagai musyafir dan pedagang, lalu menikahi istri lokal Indonesia. Bisa dikatakan semua Arab turunan di Indonesia sekarang ini  lahir dari rahim perempuan lokal Indonesia.

Dengan kata lain "jiddah-jiddah" (nenek-nenek) mereka bukan Arab.

2) Suami harus Arab agar tidak hilang garis keturunan Arab sebagai kebanggaan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun