[caption id="attachment_104092" align="alignleft" width="631" caption="Kes Altantuyaa Shaariibuu Murder (doc: kutu-kurap.blogspot.com )"][/caption] RAZAK SATU: Wahai Razak Dua, aku amanatkan kepadamu ini Altantuya Shaariibuu kekasih gelapku dari Mongolia. Harap tutup mulut kami telah besentuhan. Berulang kali. Oh, nikmatnya...(99x). Kini aku akan naik jabatan menjadi Razak Satu. Kau beritakan bahwa aku tidak mengenal Altantuya. Kau urus transaksi kapal selam dengan Prancis. Uang Komisi biarlah masuk ke dalam rekening bank milik dirimu. Jika terjadi bahaya maka pergunakanlah dua bodyguard milikku. Mereka berdua mahu bertindak apapun. BUNUH bila perlu. Razak Dua mercenung sejenak. Kuala Lumpur, penuh lumpur perkosa dan lumpur bunuh insan tak berdosa. Alangkah maha penting amanat Razak Satu: demi keamanan negeri, demi kehormatan kerajaan. Demi pejabat sahabat banyak berbilang kes perkosa. Persisnya demi menutup aib pribadi diri sendiri. RAZAK DUA: Wahai Bala, kau adalah detektif wajib mengawasi Altantuya. Dia sudah kahwin dengan aku di Korea Selatan karana ibunya insan Korea. Bala, kau wajib menghapus jalinan kasih Altantuya dengan Razak Satu. Begitupun kaitan istri Razak Satu jika Altantuya menjadi mangsa. BALA: Wahai Baginda Razak Dua, firasatku mengatakan Altantuya tlah mengandung bayi. Anak siapakah gerangan? Baginda Razak Satu ataukah Razak Dua, mohon pencerahan. Ehm, Ehm... RAZAK DUA: Hahahaha... Kau ini detektif keamanan, security, tak elok menanya kandungan bayi. Bala mendengar khidmat kemudian membayangkan peristiwa mendatang. Transaksi rahasia kapal selam dengan Prancis mendatangkan komisi/suap untuk Tuan Razak dan kawan kawan. Altantuya tlah berjasa sebagai moderator/perantara transaksi kotor antara pejabat Defence Malaysia-Prancis. Uang Panas akan berbuah kejahatan, murka, dusta, penghianatan, pembunuhan, pembantaian biadab. Bala mengendus gejala banjir darah di Kuala Lumpur. Dia yakin suatu saat nanti akan diminta pergi jauh ke India dengan imbalan sekarung uang tutup mulut. [caption id="attachment_104093" align="aligncenter" width="460" caption="Altantuya Shaariibuu (doc:flixya.com)"]
RAZAK DUA: Baiklah Razak Satu, kita mungkin akan mufakat bahwa kau tidak pernah ada jejak bersama Altantuya di Hongkong, Singapore, dan Paris. Aku menjamin keselamatan dirimu dan karirmu. Kau menjamin aku lepas dari jerat hukum yang mana kau adalah hukum itu sendiri. Altantuya Shaariibuu bergetar bibirnya. Resah gelisah tiada tara. Berbisik pada diri. Adakah ganjil nasib menurut. Cantik molek tubuhku tlah aku persembahkan kepada Razak Satu dan Razak Dua. Aku bukan MATAHARI spionase ternama itu. Namun aku mampu menaklukkan pejabat tinggi manapun. Aku punya jampi jampi, mantra mantra gaib. Andaikan aku berbakti untuk negeri Mongolia atau China, menyusup transaksi rahasia antar negara, adakah aku seorang mata mata? Siapkah aku terbunuh dengan keji? Bala terpana. Dia lihat Razak Dua tlah menerima komisi jutaan dollar dari transaksi kapal selam. Altantuya menuntut setengah juta dollar, untuk jasa moderator dan bayi yang dikandungnya. Bala belum punya jawab siapa ayah bayi itu? Razak Satu atau Razak Dua? Lebih terpana lagi. Altantuya datang dari Mongolia ke Kuala Lumpur bersama 3 perempuan lain. Untuk menuntut setengah juta dollar. Namun catatan kedatangan mereka tlah dihapus oleh pejabat Imigrasi. Tak ada jejak. Siapa kasih perintah jika bukan pejabat tertinggi? Altantuya sungguh membuat gaduh Kuala Lumpur. Dia menuntut bagian setengah juta dollar dari komisi itu, atau buka suara permalukan kejahatan petinggi negeri. Tiba tiba mencekam. Berpacu dengan waktu, dua body guard Razak Satu atas perintah para petinggi kemudian menangkap Altantuya. Diseret tubuh Altantuya di tepi kota Kuala Lumpur. Memohon ampun dia di akhir hayat, rintihan terakhir perempuan malang di tangan tangan biadab lelaki: "Tolong tuan tuan... Jangan kalian siksa diriku. Aku mengandung bayi Razak. Aku tlah berganti nama Aminah, tidakkah kalian mengerti? Jika membunuhku kalian akan dihukum gantung untuk menyelamatkan pihak yang memberi perintah bunuh." DORRRR...!!! Sebuah peluru menembus wajahnya. Dia terkapar berlumuran darah. Dua body guard bergegas memasang bahan peledak sekujur tubuh perempuan malang itu. BLUMMMM...!!! Ledakan hebat menghancurkan tubuh Altantuya berkeping keping. Kuala Lumpur heboh kes pembunuhan politik paling brutal. Pengadilan digelar. Skenario dirancang. Dan sukses. Razak Dua melenggang ke negeri Inggris, tersenyum puas. Dua body guard dihukum mati. Semua saksi tlah dibungkam dengan uang jutaan dollar. Tayangan video sex palsu lawan politik dijadwal terbit untuk mengalihkan perhatian khalayak. Sempurna sudah. Demi Pejabat tinggi dan kerajaan tidak boleh diakui bersalah. Selama bertahta budaya Orang Malaysia Tak Berani Cakap. Kemarin Sarawak Bergolak... adakah engkau langkah awal balas dendam arwah Altantuya alias Aminah? *) kisah fiksi-hukum ini terinspirasi oleh misteri kasus Pembunuhan Altantuya Shariibuu beberapa tahun lalu yang penuh tipu muslihat dan kebiadaban pejabat tinggi negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H