"Siapa Yang Bermain Di Mesir?" Pengamat dan analis yang terjebak prejudice dan steretype Barat meyakini bahwa Revolusi Mesir adalah rekayasa Amerika, IMF, World Bank, dll hanya karena Mohamed Albaradei calon pengganti Mubarak. Atau paranoid atas kehadiran kelompok Ikhwanul Muslimin yang hanya menguasai tak lebih dari 20% simpatisan Mesir. Sebuah keyakinan dan kesimpulan ganjil dari para pengamat dan analis yang bisa jadi bahan tertawaan rakyat Mesir yang telah bergerak atas kesadaran penuh untuk menuntut haknya sebagai warga negara.
[caption id="" align="alignleft" width="282" caption="Professor Mark Levine (al jazeera.net)"]
Ketika Al Jazeera membongkar dokumen rahasia setara bobot bocoran Wikileaks hanya jurnalis-jurnalis progresif dari The Guardian Inggris yang bersedia turut menelusuri dan menafsirkan apa yang kemudian dikenal dengan dokumen "The Palestine Papers" sejak 23-01-2011. Tak kurang dari 1600 dokumen penting yang mengungkap dugaan kejahatan Mahmoud Abbas menghianati bangsanya sendiri yaitu Palestina. Dan menegaskan kedudukan Abas sebagai boneka Barat untuk menjamin pendudukan abadi Israel atas Palestina. Perang terbuka antara Palestine Authority (PA) dengan Al Jazeera tak bisa dihindari. Pada saat yang sama Al Jazeera kebanjiran jurnalis progresive dari penjuru dunia untuk bergabung.
Untuk mengammbil contoh salah satu dari sekian analis generasi baru adalah Mark LeVin. Seorang guru besar sejarah di UC Irvine dan senior visiting researcher di the Centre for Middle Eastern Studies di Lund University Swedia. Dialah pengarang buku "Heavy Metal Islam" dan "Impossible Peace: Israel/Palestine Since 1989".
***
RAGILE, 03-feb-2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H