Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ini Akun Siluman Saya, Mana Akun Siluman Anda?

21 September 2010   06:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:05 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

[caption id="attachment_264439" align="alignleft" width="300" caption="Sample uang palsu... wuakakaaaaak.... (tokoonline88.com)"][/caption] By Ragile 21-sep-2010. Kenapa marah banyak akun siluman? Akun fiktif yang mengecoh. Bisa dirancang untuk bikin gempar bila dipersiapkan dengan matang. Aksi dan manuvernya membuyarkan konsentrasi pembaca. Bahkan bisa menciptakan ketegangan dalam tempo satu jam. Ngaku aja deh. Tak perlu malu bila punya akun siluman dunia maya. Saya punya satu, Anda mungkin juga punya. Apa tujuan dan akibatnya mari kita bahas keroyokan, he he. * Satu tahun yang lalu saya bikin akun @ariani (RA Ariani Endang Van De Kock ) untuk eksperimen memancing kemarahan. Pas ada kasus RS Omni International vs Prita Mulyasari sengaja ambil posisi dukung RS Omni dengan dalih legal formal. Karakter akun siluman saya comot dari teman sekolah yang tajir, arogan, suka pamer kebaikan, feodal, benci wong cilik, doyan menggurui, mau bener sendiri. Begitu kelar bikin akun langsung posting artikel yang dirancang khas gaya nenek-nenek yang bahasanya loncat-loncat, tidak mungkin diasosiasikan dengan saya @ragile. Pada saat yang sama beri komentar meledek ke postingan yang lagi laris manis dan kepada nama-nama besar di Kompasiana. Hasilnya, wow, luar biasa di luar perkiraan. Postingan pertama dan satu-satunya itu (RS OMNI Boleh Menuntut Sesuai UU) pada 7-jun-2009 langsung diserbu caci maki vulgar. Saya balas komen yang menantang, jadi makin heboh bahkan kabarnya ada yang share link ke Kaskus. * Dari kasus di atas diperoleh pelajaran penting betapa rapuhnya dunia maya; eksperimen tsb cukup sukses mengamati prilaku, watak, moralitas, intelektualitas  sebagian individu dunia maya. Dari situ bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa pertemanan dunia maya hanya kokoh dengan pertalian ide dan cita-cita. Sedangkan sentuhan personal kemanusiaan sangat rapuh karena dibangun di atas sihir aksara orang orang kesepian atau frustrasi atau bermasalah di alam nyata. Atau just for fun. TAMABAHAN/Edit: Akun @Ariani saya tutup setelah "sukses",  pada postingan tunggal tsb ditutup dengan sebuah komen pada 12-jun-2009 untuk  buka topeng sbb (saya kutip): "Untuk penutup penulisan milik saya ini marilah kita semua tertawa whua ha ha ha ha ha ha ha supaya awet muda tidak cepat tua Kalau ada yg mau bertanya2 caranya membuat tulisan yg gila-gilan nanti saya beritahu caranya yaitu, satu berpikir dg logika terbolak-balik, dua melawan arus anda jadi satu2nya orang yg tidak waras dan sinting ,ketiga beri tanggapan yg memanas-manasi agar mengalihkan perhatian , keempat bawa si penanggap ke masalah lain atau memperluas masalah, kelima bikinkan link dari tulisan yg banyak dibaca, keenam pakai nama samaran, ketujuh sengaja-ngaja agar supaya anda dicerca dan bikin orang napsu mencerca, kedelapan buat maki-makian kecil kpd orang lain yg mudah tersinggung agar napsu kirim reply, kesembilan anda akan dapat cara baru dari pengalaman, itu saja dari saya hormat saya ny.RA ariani endang prio van de cock ( 100% nama palsu dijamin)" * Enam bulan terakhir di Kompasiana banjir akun siluman. Sudah diulas oleh Faizal Assegaf 2 ( ) dan Doddy Poerbo ( ). Pengamatan amatiran saya menemukan 3 macam jenis dipandang dari fungsinya: a) akun pengganti: dipakai untuk posting beda baju tanpa mengubah karakter akun asli, alias sekedar cadangan. b) akun pancingan: dipakai untuk menggiring opini, mengelabui pembaca, biasanya ada motif mengincar uang gaya agen asuransi dan MLM. c) akun pengacau: dipakai untuk misi rahasia, mengelabui pembaca, memunculkan watak asli si pemilik, menjatuhkan lawan, lari dari tanggung jawab, menebarkan fitnah dan permusuhan. * Admin adalah pihak yg paling mudah mendeteksi akun siluman. Kompasianer juga bisa "merasakan" akun X adalah kembaran si A bila terbiasa mengamati cara berpikir  si A tanpa terpengaruh gaya bahasa dan penyampaiannya. Soalnya gaya bahasa dan penyampaian sering berupa topeng pencitraan diri. Iya 'kan? Tapi ingat akun siluman ada bagusnya lho buat bikin rame-segar suasana, sekaligus  biar si pemilik akun rela menelanjangi diri siapa dia sebenarnya? Terimakasihku padamu wahai akun siluman. Sepandai-pandainya siluman sembunyi suatu saat log in di bawah snap shoot matahari. * Yup... Kurang lebih begitu. Kalau kurang tolong tambahin, kalo lebih tolong kembaliin. Salam tuljaenak, * * postingan sebelumnya: Benarkah Agama Sumber Konfilk dan Perang * Selama 2 minggu tulisan teman-teman dibawah ini akan ikut meramaikan lapak saya; @Median Editya             Sebuah perenungan part 1 @Irsyam Syam               Mudik singkat dari soetta ke sulhas @Widianto H. Didiet      Teori dasar fotografi 5 kombinasi antara diagfragma speed dan iso @Ibay Benz Eduard        Gedung dpr baru hotel bintang 5 @Astoko Datu               Petani yang selalu dikalahkan @Sukmono Rihawanto   Sandal bandhol menendang acfta Della Anna………..   Pasar Kelontong Belanda Saingan Berat Pasar Kaget Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun