Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Tragedi Pemberangusan Buku-buku Islam di Spanyol 1499

2 April 2010   17:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:02 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_109066" align="alignleft" width="258" caption="Bayang-Bayang Pohon Delima by Tariq Ali (hindu.com)"][/caption]

“Desember 1499. Prajurit-prajurit Kristen di bawah komando kelima ksatria itu memasuki 195 perpustakaan kota dan selusin rumah besar tempat menyimpan beberapa koleksi pribadi yang terkenal baik. Semua yang tertulis dalam bahasa Arab disita.

Sehari sebelumnya para sarjana yang mengabdi pada gereja menyakinkan Ximenes de Cisneros untuk mengecualikan 300 manuskrip dari maklumatnya…. Sejumlah besar manuskrip ini adalah buku-buku pedoman Arab tentang obat-obatan dan astronomi. Buku-buku ini merekam keamjuan-kemajuan besar dalam bidang-bidang tersebut dan sains-sains terkait sejak zaman purbakala. Khasanah inilah yang kemudian melintas dari semenjanjung Al-Andalus, Sisilia, hingga ke daratan Eropa dan membukajalan bagiRenaisans.

Ribuan mushaf alquran beserta tafsir dan refleksi teologis serta filosofis tentang kelebihan dan kekurangannya, yang semuanya digorekan dengan kaligrafi sangat indah, diangkut tanpa pilih-pilih oleh para prajurit berseragam Manuskrip-manuskrip langka yang sangat penting bai arsitektur kehidupan intelektual di al-Andalus (Moor Spanyol)dijejalkan dalam bungkusan-bungkusan seadanya yang digendong dipunggung prajurit.”

Itulah tadi sebagian kecil isi perutku yang perlu kau ketahui. Perkenalkan aku, novel "Bayang-Banyang Pohon Delima", dilahirkan oleh Tariq Ali.

Sebagai sebuah novel science-fiction aku akan menarik perhatianmu pada setting abad pertengahan di mana terjadi konflik Islam-Kristen di Spanyol. Konflik perang agama yang berujung tragedipembakaran buku-buku Arab-Islam di sebuah tempat kuno di pasar kain sutera di bawab Bab al-Ramla (benteng al-Ramla) di kota Granata (Granada) Spanyol.

Berjilid-jilid buku mewah dan penuh hiasan di kota itu adalah saksi atas kesenian Semenanjung Arab yang mengungguli panji biara umat Kristen sekaligus mengundang iri para sarjana Eropa. Sangat mengagumkan bahwa kemudian dibakar habis dalam sebuah demonstrasi api unggun raksasa yg berkobar-kobar apinyadari sebuah benteng istimewa. Ya istimewa sepanjang sejarah manusia. Sebuah benteng yg dibagun dari tumpukan ribuan buku-buku Arab-Islam untuk dibakar.

Uskup Ximenes de Cisneros, tangan kanan Ratu Isabella, wakil gereja dan kerjaan percaya bahwa orang kafir hanya bisa dimusnahkan kekuatannya jika kebudayaan mereka dimusnahkan seluruhnya. Dia percaya telah dipilih sebagai alat Yang Maha Esa untuk melenyapkan cipta-karya umat pengikut Muhammad. Dia pula yang mengatur pembumihangusan buku-buku tsb dengan mengundang penduduk setempat yang beragama Islam untuk menyaksikan sendiri kematian budaya mereka. Dia terpuaskan ketika api unggun raksasausai menghanguskan benteng-buku,lalu menendang kulit buku yang sudah terbakar.

Ximenes paham betul akan kekuatan gagasan, mungkin hanya satu yang terlewat dari dirinya: dari bara api sebuah tragedi, tragedi lain mengintai.

Di dalam perutku juga akan kau temukan kehidupan muslim Spanyol khususnya kalangan istana sultan yang tak lagi menghiraukan moralitas Islam, larut dalam kemewahan, tenggelam dalam skandal seks yang memalukan dibungkus kasak-kusuk antara bangsawan dan sultan untuk bagi-bagi jatah khareem simpanan dalam jumlah tak terbatas. Kejayaan Kesultanan Arab-Islampun runtuh bersama lahirnya kekuatan baruEropa-Kristen. Kekuatan baru, stock lama.

Khusus pembakaran buku-buku Islam mungkin manusia akan berkata sebagai berikut:

1)Adalah tidak penting apakah tokoh Kristen yang menghanguskan kitab-kitab Islam atau sebaliknya. Yang penting adalah bahwa setiap orang bisa saja melaksanakan perbuatan serupa itu dengan cara dan alat yang berbeda. Semua itu untuk mencapai sebuah tujuanapa yang disebut “mengenyahkan orang kafir” atau “menyelamatkan orang beriman” dengan tafsir, makna, dan kepentingan masing-masing untuk menjamin langgengnya kekuasaan di dunia. Sebuah kekuasaan yang sangat gurih, lezat, menggiurkan dengan berlindung di balik jubah agama. Uewenak tenaaan...!

2)Semua pengikut agama pernah bahkan ketagihan memperalat agama selama ribuan tahun. Soale enak sih, tinggal mengiming-imingi surga maka titah pemuka agama diangkat jadi firman Tuhan. MalahTuhan sering dipaksa agar jadi panglima perang paling ganas untuk menumpas siapa saja yang tidak sejalan dengan haluan pemuka agama. Jadi tuhan mereka siapa yach?

Oh, ya aku ini dilahirkan oleh Tariq Ali pada tahun 1993 dengan nama asli “Shadows of Pomegranate Tree” terbitan Verso. Aku sampai ke Indonesia tahun 1996 dikloning oleh PT Serambi Ilmu Semesta. Asal tau saja nih, sekalian pamer sedikit di dada dan pungungku ada komen promosi dari beberapa pihak. Sunday Telegraph (inggris) berkata, “Seluruh kerapuhan dan keluruhan manusia ada di sini… Sebuah perjalanan imaginasi yang kuat.”

“Tariq Ali menangkap sisi kemanusiaan dan kecemerlanan Muslim Spanyol… Sebuah cerita yan mempesona, dikupas dengan hati-hati dan bergairah. Bayang-bayang Pohon Delima bagaikan teka-teki sekaligus jujur, informatif, dan nikmat, sebuah sejarah nyata sekaligus fiksi… Sebuah buku untuk dinikmati dan dilahap,” kata harian Independent (inggris).

“Sebagai aktivis dan editor jurnal politik The New Left Review, Tariq Ali patut menjadi novelis yang sangat memahami jejak peradaban Islam dan benturannya dengan Barat. Melalui novel tetralogi ini ia memilih setting yang jarang diambil oleh pengarang lain, menggambarkan saat-saat kejatuhan Kesulatanan Ustmaniyah,” kata Kurnia Effendi pecinta sastra Indonesia.

Promosi penerbit lebih seru lagi lho… Mau tahu? Ini dia: Bayang-bayang Pohon Delima adalah salah satu tetralogi novel Tariq Ali yang mengungkap jejak peradaban Islam. Novel ini telah diterjemahkan dalam lusinan bahasa dan dianugerahi penghargaan Archbishop San Clements del Instituto Rosalia de Castro Prize untuk katagori Fiksi Asing Terbaik yang diterbitkan di Spanyol pada 1994. Tiga karya lainnya adalah: Kitab Salahudin, Perempuan Batu, Sultan Di Palermo.

Umumnya manusia sangat tertarik padaku karena setting yang unik seunik momentum kelahiranku di tengah benturan Islam-Barat dengan issue utama adalah teroris berhadapanpasar-bebas-imperialis. Tragedi pemboman menara kembar WTCdi Amerika oleh kelompok alQaeda mirip horornyaapi unggun raksasa pembakaran buku-buku Islam oleh uskup Ximenes de Cisnerosdkkdi Spanyol. Kelahiranku juga bertetangga dan serumpun dengan Da Vinci Code anaknya Dan Brown.

Duh panjang amat. Sudah akh, sampai di sini saja ya!

Salam tuljaenak, Ragile 02-apr-2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun