Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kartu Soeharto Di Pesta Ulang Tahun Golkar

20 Oktober 2010   19:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:15 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_297205" align="alignleft" width="281" caption="(matanews.com)"][/caption] Kemarin malam pidato politik boss Partai Golkar Aburizal Bakrie menyihir warga partai beringin. Tak ada yang istimewa di pesta ulang tahun partai Golkar yang dipenuhi retorika politik untuk meraih perolehan suara terbanyak di PEMILU 2014. Pada saat yang sama kekecewaan publik merangsang romantisme masa lalu. Senyum Jendral Soeharto membayangi pemimpin-pemimpin yang gagal mensejahterakan rakyat. Ketika statistik kemajuan bangsa hanya dongeng pelipur lara maka rakyat digiring untuk mengorek-ngorek sisa masa silam. Bung, mari lupakan hari ini dan esok. Mari melompat ke belakang. Pejamkan mata mengenang meriah pembangunan jalan dan rumah-rumah rakyat. Mengecap beras yg selalu melimpah. Melahap jalan-jalan sepi demo. Lalu selonjor duduk manis depan TVRI diselimuti dongeng khayal karangan tukang wolak-walik fakta sejarah. Bung, jangan sewot hukum hanya berlaku untuk wong cilik waktu itu, semua pejabat tinggi diangkat jadi pahlawan. Bung, tak perlu tanya apa yang terjadi dengan ribuan perempuan Aceh diperkosa di masa operasi DOM. Tak perlu cari tau kemana orang orang hilang diculik tak jelas rimbanya. Tak usah mengusik berapa ratus trilyun diselundupkan ke sebrang lautan. Dan paling penting Bung, jangan pernah ingat-ingat  600 ribu (versi Soedomo) atau 1,2 juta (versi Amnesti International) nyawa melayang dicincang hingga dusun dan sungai memerah darah. Toh mereka cuma pengikut komunis PKI. Orang komunis Bung, orang kafir, bukan manusia, tak ada harga nyawa mereka kecuali di mata orang beradab dan di mata tuhan. Bung, apa perlunya curiga Orde Baru membangun ekonomi dengan menganakemaskan etnis Tionghua hingga jadi konglomerat raksasa ? Bung, ingat semua yang bagus-bagus pada masa Soeharto adalah perencanaan matang bin cemerlang. Sedangkan yang buruk-buruk adalah takdir tuhan. Pemimpin hanya bertanggung jawab pada yang bagus-bagus saja kan? [caption id="attachment_297206" align="alignleft" width="102" caption="(indonesiabicara.com)"][/caption] Dan satu lagi Bung. Kepada yang tua-tua kudu paham falsafah Jawa "mikul dhuwur mendhem jero". Ngerti kan? Ceritakan yang bagus-bagus, kubur yang buruk-buruk seakan tidak pernah terjadi. Oh ya masih satu lagi Bung. Dilarang "ghibah" alias menggunjing. Kata orang Arab itu larangan memanggil orang dengan cacat fisiknya. Tapi di sini sudah direformasi jadi larangan cerita kejahatan tokoh idola. Yang bagus-bagus itu planning, yang jahat-jahat itu takdir tuhan. Inilah hebatnya bangsa kita, Bung. Andaikata Anda pernah membangun sebuah pulau yang mengagumkan Anda wajib jadi pahlawan. Walaupun Anda nyolong uang rakyat 100 milyar dan mengakibatkan banjir darah ratusan ribu rakyat tak berdosa. Tapi tidak apa Bung, masih sisa ratusan jutaan nyawa rakyat. Lupakanlah...! Ini bukan Amerika bukan Iran di mana satu nyawa sangat berharga. Bung, marilah kita bersyukur bahwa bangsa kita pandai melupakan kejahatan-kejahatan para tokoh dalam negeri, tapi selalu ingat kejahatan orang di seberang lautan. Kejahatan hanya milik orang asing dan pesaing, bukan milik bangsa dan golongan sendiri. Setuju Bung? Ada tambahan Bung? Silakan... Oke Bung semua itu  hanya untuk kita berdua. Off the record. Kita hidup di jaman orang keranjingan pahlawan. Tidak penting rakyat kelaparan dan ngos-ngosan, yang penting pandai berbisnis Taman Makam Pahlawan. Taman berkumpul orang-orang yang memudahkan kita menatap jidat mereka satu per satu. Tatap jidat mereka satu per satu, jangan lupa itu. *** Salam Ngluyum, RAGILE 21-okt-2010 -----------------———————————————————————————–———————————– Postingan sebelumnya : Pesona Aida Saskia Melambung Bareng Tukul Arwana *Postingan kawan-kawan seperjuangan: ***Della Anna: Malu Ditawari Paket Wisata Miskin ***Trihito Eribowo: The Gunners saksikan Lakers dari Pinggir lapangan (sport) ***Bahagia Arbi: Anda Pantas Dijual Ibra!!! (bola) ***Dinar Manaf: Hantu ke 13 dari The Blues (bola) ***Fidel Dapati G: Bersembunyi di Balik RMS ***Muma Buana: Berdamai Dengan Kemalasan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun