Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Bapak Buah Menemukan Anak Buah Sebagai Juru Selamat

12 Maret 2010   17:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:27 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_92276" align="alignnone" width="283" caption="Anak buah bukan anak kucing                                    "][/caption] Jadi anak buah gampang-gampang susah ya? Bener juga. Pengalaman saya juga begitu. Jabatan apapun kalau bukan pemilik tetap status ajeg sebagai anak buah. Teorinya mengabdi kepada perusahaan atau lembaga atau institusi. Prakteknya banyak  melayani kepentingan pribadi atasan langsung. Halaaah, bukan rahasia lagi, kan? Anggap anak buah saudara sendiri. Wah, ini tidak mudah ya? Soalnya kebanyakan boss maunya jauh di atas, jaga jarak, punya suara sakti, pantang mengaku salah walupun telek-telek bikin kesalahan fatal. Every success belongs to the boss, every mistake belongs to anybody but the boss. Semua sukses milik boss, semua dosa milik anak buah. Pendeknya begitu, kolot, hiks. Coba geser cara berpikir. Bahwa anak buah adalah mitra, saudara, aset berharga. Lain lagi ceritanya. Boss malu jika anak buah megap-megap hidupnya. Malu jika anak buah abadi di satu posisi tanpa pernah ada promosi. Tak punya muka gaji tidak naik sementara perusahaan berkembang.  Tak bisa tidur jika dapur anak buah belum ngebul. Apa manfaatnya? Besar sekali, boss! Belum tau ya? Anak buah calon Juru selamat. Saya pernah eksperimen di suatu tempat usaha. Keadaaan sedang genting saya naikan honor pegawai. Beri mereka spirit bahwa usaha kita akan segera bangkit. Segala macam gangguan dari supllier dan mitra usaha yg tidak puas dg performa perusahaan saya hadapi sendiri. Anak buah saya lepaskan agar fokus cari pendapatan setenang mungkin. Hasilnya? Wouw cespleng. Bahkan pemilik usaha terkesima tidak menyangka akan bangkit secepat itu. Lalu di saat- saat saya kehilangan touch atau lagi runyam, para anak buah menyelamatkan diri saya dg cara elegan, saking sayangnya kepada saya. Bahkan sering memohon agar saya jangan pernah meninggalkan mereka. Dianggap seperti bapak kandung sekaligus God Father, hehehe... [caption id="attachment_92291" align="alignleft" width="111" caption="Kamu saya pecat!!! ( idih-idih siapa takut, boss jelek???)"][/caption] Main pecat buat potong biaya. Tepat? hampir pasti error! Terutama di saat-saat genting yg diperlukan adalah kemampuan pemimpin mengorganisir anak buah agar bersatu-padu. Bukan cari penyakit. Bukan cari-cari kesalahan terus main pecat! Apalagi akal-akalan supaya menghindari wajib pesangon. Di sinilah ujian bagi bapak buah sekaligus anak buah untuk menunjukkan performa terbaik guna menyelamatkan usaha. Welcome Serikat Pekerja / Labour Union. Ngeri ya? Terang aja kalau selama ini mengandalkan Company Policy bikinan intern managemen atau cuma peraturan tidak tertulis yg sangat "fleksible" tanpa batas. Managemen yg transparan malah menyambut Serikat Buruh/Pekerja dg legowo untuk saling mengisi, sekaligus mengerek bendera trust setinggi mungkin. Psssst, jangan kaget banyak boss yg sudah naik haji dan alim banget tapi merdang murka, matanya mau mencelat keluar begitu ada bisik-bisik dibentuknya Serikat Buruh di dalam perusahaannya. Nah, ketauan kan moralitas rendah keculasan tinggi, hehehe... Pemimpin sejati selalu di depan di saat genting. Cuma boss pengecut yg minggat kalau keadaan genting, lalu menyerahkan segala tanggung jawab kepada anak buah. Ibarat pasukan perang, boss adalah panglima yg sangat dibutuhkan kehadirannya di saat-saat genting. Prakteknya bagaimana? banyak yg berprilaku seperti anak kecil, cengeng. Ada uang hadir 24 jam, kas kosong mojok entah di mana. Jika begitu: tampang profesional tapi norak, berpendidikan  tinggi tapi kampungan. Gagal sebagai pemimpin yg mampu menyodorkan solusi. Anak buah butuh solusi darimu  bukan masalah, bossss.....! Sebagai pemimpin apapun masalahnya hadapi saja. Dicaci, dimaki, dihina oleh mitra usaha yg tidak puas bukan perkara besar. Termasuk oleh para pemegang saham (share holder). Tanggung jawab adalah kunci mempertahankan harga diri sebagi pemimpin. Tanggung jawab pula yg membuat kawan dan lawan segan kepada kita. Bukankah begitu? Bapak buah yg menyanyagi anak buah sepenuh hati akan dibalas dg aksi heroik anak buah dg resiko apapun walaupun boss sedang oleng. * ( gambar ilustrasi dari gogle.com) Salam Tuljaenak, Ragile, 13-mar-2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun