Bagaimana tidak? Saya belum pernah tahu TimeLine Project Manager seperti apa?. Juga belum paham managemen usaha real estate, manakala saya baru saja manjat dari Office Boy menjadi Computer Programmer, di sebuah perusahaan di Gedung Patra Jasa Jakarta Selatan. "Wah, kudu puter otak! Gimana caranya yach?" berbisik hatiku dengan cemas-cemas tapi yakin bisa lolos.
Selesai kursus hari Jumat malam itu, langsung cari software plus buku manual untuk dipelajari. Ketemu. Sabtu dan Minggu ngebut pelajari software TimeLine Project Manager sendirian selesai jam kerja. Buku manualnya setebal 300 halaman. Bereeeees! Cukup dengan modal awal ngelotok 20 halaman pertama buku panduan, saya siap jadi intruktur software project management. Sisa sekitar 280 halaman itu urusan belakangan.
Pas teng hari Senin mulailah hari pertama para karyawan real estate belajar TimeLine Project Manager. Saya ajari cara buka program, pilih menu, dan exit kalau sudah selesai. Tahap pertama saya atur agar input data entry nama-nama pegawai operasional agar TimeLine dapat hitung jam kerja mereka dan produktivitas mereka. Saya minta semua peserta lakukan data entry dengan data yang sama. Alias diulang-ulang. Ini pasti makan waktu padahal sesi kursus cuma 2 jam/hari.
Nah sementara peserta kursus utak-utik software baru. Saya lanjutkan baca buku manual. Tujuannya cuma satu; agar tahu lebih dulu dari murid. Juga siap-siap dengan pertanyaan sulit.Tahu duluan bisa direken pandai, kan? Apa boleh buat jadi guru/instruktur kudu nampak pandai, serba tahu, serba betul sesuai harapan masyarakat (saya suka ketawa sendiri kalau ingat tuntutan seperti ini).
"Pak, kalo bikin proyeksi dan buget gimana?' Nah lo, ini pertanyaan berat! Saya belum siap. Itu ada di halaman 100 ke atas.
"Sabar.... belajar dari dasar dulu, jangan lompat-lompat nanti pusing sendiri." Biasa gaya ngeles guru diterapkan.
"Nanti minggu ke tiga kita belajar bikin proyeksi, budget, progress report, dst, dst, oke?" Mantaaap, semua istilah2 teknis saya comot dari buku panduan supaya murid2 yakin saya sudah mahir banget TimeLine, (padahal hahaha....)
Seperti biasanya kalau ada pertanyaan-pertanyaan sulit saya catat dan saya tunda jawaban dengan berbagi cara yang samar-samar, seakan saya sudah tahu jawaban tapi belum ada waktu. Nyatanya sih, habis itu sibuk cari tahu jawaban dengan tanya teman-teman atau baca-baca buku. Biasalah, guru....
Walhasil dalm tempo dua bulan bereslah kursus project management dengan mulus. Kalau dipikir-pikir modal saya cuma tahu duluan sekitar 10 s/d 20 halaman daripada murid-murid. Tahu duluan bisa dianggap pandai bukan? Dan hebatnya bisa jadi sumber pendapatan (income), bukan?
Nah kawan-kawan, mulai sekarang jangat takut dengan pertanyaan-pertanyaan sulit dari murid dan anak. Sudah tahu caranya, gampang, kan?
ADDENDUM: Oh ya nih, Kata Mba Mariska Lubis: Kalo mengajari anak tentang seks harap gunakan bahasa teknis, jangan lagi dengan perumpamaan seperti selama ini kita lakukan. Supaya anak-anak tidak cari tahu kepada orang lain nanti malah dapat info yang keliru.