Mohon tunggu...
Ragile (Agil)
Ragile (Agil) Mohon Tunggu... Administrasi - seorang ayah yang kutu buku dan pecinta damai antar ras, agama, dan keyakinan

"Tidak penting SIAPA yg menulis, yg penting APA yg ditulis" (Ragile 2009). Pendiri #PlanetKenthir. Pro #Gusdurian. Lahir: 1960. Kuliah Sastra Inggris. Gawe Software Komputer ; Keuangan. Nama: Agil Abdullah Albatati (Engkong Ragile). FB: Agil Abd Albatati. Twitter: @KongRagile. Alamat: Kemang Jakarta Selatan

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Kiat Meraih Sukses Setelah Dizalimi & Memaafkan (Sebuah Pengalaman)

22 Desember 2009   04:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:49 5962
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_41684" align="alignright" width="300" caption="Ilustrasi -admin (shutterstock)"][/caption] Marah ya dikerjain? Ingin balas dendam ya? Mau menghukum sepuasnya ya? Lalu apa hasilnya untuk Anda? TIDAK ADA! Sama sekali tidak ada!!! Di sini Anda gagal memanfaatkan peluang tuk meraih sukses dg kesabaran. Bisa jadi suatu sukses besar yg tak disangka-sangka. Dg kesabaran. Dg jiwa besar. Tapi kebanyakan terdorong tuk segera membalas, untuk saling menyakiti yg berbuntut permusuhan. Seperti anak kecil tanpa kesabaran. Anda akan bersikeras, "Apanya yg salah? itu kan hak saya." Betul kawan, itu hak Anda untuk membalas. Tapi bukan topik pembalasan dan hak membalas dan menghukum yg sedang kita diskusikan di sini kawan. Saya ajak Anda semua bicara tentang salah satu kunci sukses melalui pintu-pintu kesabaran, jiwa besar, memaafkan. Pengalaman hidup saya pribadi banyak kisah-kisah sukses dg mengembangkan sikap sabar ketika dikerjain, dizalimi, dikhianati, dll. Saya belajar dari orang-orang besar yg semuanya punya jiwa besar. Semuanya punya kesabaran yg sangat besar. MAU Nyingkirin Orang Tersingkir Sendiri. Suatu saat saya berkali-kali dikerjain oleh salah satu Direktur Keuangan di kantor yg sengaja bikin saya tidak betah agar undur diri. Dia selalu melengos kalo melihat saya. Saya resah tapi tidak peduli. Tetap bekerja dg sebaik-baiknya, menyapanya dg sopan seolah tidak ada masalah. Saya yakin ulahnya itu akan mendorongnya tuk melakukan kesalahan lebih besar.  Kesalahan yg fatal. Dan terbukti. Setelah Satu tahun kenyang ngerjain saya tiba-tiba dia tersandung kasus. Kebetulan saya  ditugasi big boss tuk mengusut. Habislah karir dia karena hasil pengusutan saya tak bisa dia pungkiri. Dia yg tadinya anak emas big boss disingkirkan secara kurang terhormat. Saya dapat promosi jabatan, Justru setelah dikerjain supaya tersingkir. Sejak itu dia berusaha baikan dg saya padahal saya tetap spt kemarin-kemarin: selalu menyapa dan beri hormat sepantasnya seolah kami tak pernah ada masalah. MENCURI Karya Cipta Berbuntut Tercuri Masa Depan. Sepuluh tahun yang lalu. Hasil karya cipta saya dicuri kawan sejawat yg mengisi posisi jabatan yg saya tinggalkan karena undur diri. Software System yg saya bikin sendiri sejak awal 1991 dia poles sedikit dg ganti warna tampilan di layar lalu diakui sebagai karya asli si dia. Saksi-saksi ratusan orang di kantornya ngedumel dan mengutuk ulahnya. Saya tahu, saya marah. Tapi saya diamkan,  sering ketemu dan bertegur sapa seolah tak ada masalah. Saya yakin ulahnya akan berbuntut kepada kesalahan yg lebih fatal. Dan terbukti. Si dia nekad menjual software tsb untuk dirinya sendiri seakan karya ciptannya. Kebetulan si calon pembeli adalah kawan lama saya yg tahu persis bhw software tsb ciptaan saya. Kawan lama tsb jadi ingat kepada saya dan cari tahu keberadaan saya. Begitu ketemu saya dikontrak untuk update software dg nilai tinggi. Alhamdulillah, pas  lagi sepi order datang rejeki tak terduga. Pas lagi terpuruk datang kabar gembira. Dapur kembali ngebul. Justru setelah dikerjain. Bulan berikutnya si dia di-PHK dg tidak hormat karena ketahuan menggelapkan uang kantor dan maen mark-up dg supplier. Tak lama kemudian terjadi pergantian direksi. Kebetulan big bossnya adalah kawan seperjuangan saya dulu. Sayapun dipanggil kembali untuk update software. Kedatangan saya disambut meriah oleh karyawan bak pahlawan pulang dari perang. Sungguh mengharukan. Tak disangka saya akan kembali dinas di kantor lama padahal sudah diblack-list selama 5 tahun dg tuduhan macam-macam tanpa minta penjelasan dari saya. Come backnya saya sekaligus menghapus semua fitnah. Salah satu kawan sejawat bilang, "Yg hak dan yg bathil akhirnya ketahuan juga." Puji syukur Tuhan, saya yg sedang berjuang perbaiki reputasi dan nama baik akhirnya tercapai dg cespleng. Justru setelah dikerjain. ORANG2 Besar Orang2 Sabar. Ulama-ulama besar banyak sependapat bhw kalo diibaratkan iman adalah tubuh maka sabar adalah kepala. Umat Islam tentu ingat bagaimana Rasulullah pernah saben hari diludahi dari loteng oleh seorang warga bila beliau jalan menuju masjid. Beliau tidak membalas. Dan akhirnya si peludah masuk Islam dan jadi umat yg shaleh. Bangsa Indonesia tak lupa sejarah Bung Karno yg dipenjara kesana-kemari. Dilaluinya dg sabar lalu jadi orang besar kelas dunia. Begitu juga Nelson Mandela dari Afrika Selatan yg dg sabar berjuang meski dipenjara selama 25thn. Doakan Yg Baik-Baik Kepada Yg Menzailimi. Rasulullah pada contoh kisah di atas tidak ada upaya balas meludahi, justru beliau rajin mendoakan agar si peludah beserta anak keturunannya menjadi warga yg saleh dan terhormat. Bahkan datang menjenguk ketika si peludah jatuh sakit.  Beliau Tidak mendoakannya agar celaka dan dihukum berat karena  kurang ajar kpd nabi utusan Allah. Beliau orang besar dg jiwa besar. Bukan politisi dan selebriti berjiwa kerdil: yg sedikit dicolek aja lalu membawa perkara ke pengadilan dg dalil perbuatan yg tidak menyenangkanlah... dalil pencemaran nama baiklah... cengeng amat! Dr.Aidh Al Qorni, pengarang La Tahzan yg populer itu, mengatakan bhw perkara besar itu urusan kecil di mata orang yg berjiwa besar, dan perkara kecil itu urusan besar di mata orang yg berjiwa kerdil. Kita tahu bahwa kalo mau tiap hari ada saja hal-hal yg bisa diperkarakan. Kalo kita kebanjiran perkara tiada henti lalu kapan hidup bahagia dan mencetak prestasi? Lalu kapan bisa menikmati hidup ini? Sekali lagi saya mengajak Anda untuk meningkatkan kesabaran. Khususnya bagi Anda yg berjuang merubah nasib, seperti yg pernah saya alami dulu meniti karir dari nol besar jadi Office Boy tahun 1983. Jangan tergoda untuk membalas jika disakiti. Kita hanya perlu beri peringatan kepada yg menzalimi. Kalo dia curi ayam dari rumah Anda, apakah Anda balas curi ayamnya juga? (sama2 pencuri dong...). Saya ingatkan bahwa yg wajib kita penuhi adalah tanggung jawab kita. Sedangkan hak-hak kita tidak wajib diambil semua pada setiap saat. Bila perlu disedekahkan kepada yg lain. Kesabaran diuji ketika hak-hak kita diambil orang spt pada contoh kisah Bung Karno dan Nelson Mandela di atas. Dan jika kita mampu bertahan dg kesabaran sambil terus mencetak prestasi dg moralitas yg baik maka semua hak dan kemulian akan datang sendiri. Bahkan dg cerita sukses yg jauh lebih dahsyat dari perkiraan kita. MEMAAFKAN Dan Tuhan Mengampunimu.  Jika pintu maaf terbuka lebar di dalam hati kita maka pintu ampunan dari Allah Yg Maha Besar terbuka lebih besar dan lebih luas lagi. Memaafkah kesalahan orang lain yg membawa kesejukan itu pada akhirnya akan sangat menyejukan hati si pemaaf. Sekaligus membawa berkah dan rejeki lahir batin yg melimpah ruah. Dari arah yg tak disangka-sangka sebagai ganjaran dari Allah SWT Yg Maha Pengasih Dan Maha Pemurah. Hanya orang-orang yg sabar yg punya pintu maaf yg besar. Dan hanya orang besar yg tahu pentingnya sabar dan maaf. Saya sedang belajar seperti itu.... Semoga bermanfaat. Wassalam. Ragile, 22des2009

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun