Dampak pandemi Covid 19 terhadap pemasaran produk pertanian agribisnis
Pandemi Covid nampaknya sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia. Virus yang bermula dari Negara Cina tersebut sangat cepat menyebar ke berbagai belahan dunia. Terutama pada Negara Indonesia.Â
Di Indonesia  jumlah yang terkena virus Covid 19 saat ini hingga 50.000 jiwa. Meskipun jumlah tersebut dapat dikatakan tidak lebih banyak dari negara lain, misalnya seperti Amerika, Italia, Cina dan lainnya, namun hal mengenai Covid 19 ini dapat dikatakan permasalahan yang cukup serius di Negara Indonesia.Â
Untuk menangani pandemi ini, pemerintah sudah mengupayakan penanganan yang serius melalui gugus tugas Covid 19 yang merupakan garda terdepan dalam penanganan Covid 19 ini. Selain di bidang kesehatan, sektor yang dapat dikatakan mengalami dampak yang sangat serius adalah pada sektor perekonomian.
Akibat adanya pandemi ini, kegiatan perekonomian menjadi terganggu, bahkan dapat dikatakan lumpuh total pada daerah-daerah tertentu. Hal ini terjadi karena adanya pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah dengan menerapkan WFH (Work From Home) guna memutus rantai persebaran Covid 19 tersebut.Â
Tentu saja hal ini sangat berdampak pada perekonomian masyarakat Indonesia. Apalagi mayoritas masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, mereka sangat merasakan akibat dari adanya penetapan social distancing ini. Selain risiko produk pertanian yang mudah busuk, sekarang ditambah lagi dengan adanya pembatasan sosial yang membuat petani maupun para pelaku pertanian harus sedikit menghembuskan nafas yang sedikit panjang dalam memasarkan produknya.Â
Pasalnya akibat dari pembatasan sosial tersebut para pelaku pertanian sedikit terhambat dalam memasarkan produk pertaniannya. Tentunya hal ini juga dapat menimbulkan dampak yang kurang baik bagi mereka. Seperti produk hortikultura baik hortikultura buah maupun hortikultura sayur. Pekerja di bidang pertanian harus memutar otak untuk memasarkan produknya.
Sebelum adanya pandemi Covid 19 ini, para pelaku usaha di bidang pertanian menjalankan usahanya seperti biasanya. Namun sejak adanya Covid 19 ini, pendistribusian hasil usahanya menjadi sedikit terganggu. Bukan karena apa, hal ini terjadi akibat beberapa wilayah menetapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ataupun lockdown untuk memutus rantai persebaran Covid 19 ini.Â
Akibat pembatasan sosial berskala besar tersebut, seperti yang dilakukan di DKI Jakarta misalnya, para pelaku usaha tak sering membawa kembali barang yang dibawa untuk dipasarkan tersebut. Hal ini menimbulkan dampak yang cukup besar bagi pelaku usaha pertanian, seperti para pengusaha buah segar tersebut.Â
Para pelaku usaha akan resah jika hal seperti ini terus terjadi, mereka akan merugi jika tidak dilakukan tindakan yang serius oleh pemangku kebijakan. Â Dalam hal ini dampak yang dirasakan akibat adanya pandemi Covid 19 ini memang cukup besar bagi pelaku usaha pertanian, apalagi bagi perekonomian nasional. Berikut secara singkat dijelaskan dampak yang dirasakan akibat adanya pandemi Covid 19 bagi pemasaran produk pertanian :
- Mengganggu sistem distribusi stok produk pertanian dan saprotan.
Adanya pandemic covid 19 ini menyebabkan sistem distribusi pangan dan sarana produksi pertanian menjadi terganggu, hal ini terjadi karena beberapa wilayah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau karantina wilayah yang menyebabkan terhambatnya pendistribusian produk-produk pertanian.Â