Mohon tunggu...
Ragil Dwisetya Utami
Ragil Dwisetya Utami Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh graduate S1 Ilmu Komunikasi universitas Gunadarma

Dancing, modelling, and acting is my passion. I'm blogging for sharing what's the matter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Permainan Lato-Lato Viral Kembali, Ada Pro dan Kontra?

10 Januari 2023   17:00 Diperbarui: 10 Januari 2023   17:04 2513
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pastinya kalian tidak asing dengan bunyi "tak tok tak tok"? Yap, inilah Lato -Lato. Lato- Lato terkenal di tahun 90 an hingga awal 2000 an. Mainan ini dimodifikasi dengan warna yang berbeda dan terdapat dua pasang bola yang diikat dengan tali. Permainan ini dimainkan oleh mayoritas anak - anak dengan cara dibenturkan satu sama lain. Permainan ini dulu dikenal clickers, kerbengers, katto - katto. Lato - Lato memiliki harga kisaran 13.000 - 20.000. 

Akan tetapi di tengah fenomena yang beredar saat ini, Lato - Lato menimbulkan pro dan kontra di dalamnya.  Menurut Hasri Ardilla, S.Psi, M.Psi, selaku Psikolog Klinis menerangkan dampak positif permainan ini melatih daya motorik bagi anak-anak, kemampuan bahasa, dan kemampuan menstimulasi dirinya agar dapat memiliki keinginan untuk mencapai tujuan. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perminan lato-lato. Mulai dari tangan bengkak, kepala benjol, hingga memicu pertikaian antar pemain setelahnya. Tak pelak, menurut Hasri, permainan lato-lato baiknya dimainkan oleh anak usia 8 tahun ke atas. 

Hal itu mengacu pada teori tahap bermain anak Jean Piaget (psikolog asal Swiss) sesuai usia dan perkembangan kognitif anak. Yakni tahap Sensory Motor Play (usia 0-2 tahun), Symbolic atau Make Believe Play (usia 2-7 tahun), Social Play Games With Rules (8-11 tahun), dan Games With Rules and Sport (11 tahun ke atas). Belum lama ini lato - lato juga diduga memakan korban yaitu anak berusia 8 tahun di Kalbar hingga suka melakukan permainan tersebut tidak mengingat waktu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun