Pastinya kalian tidak asing dengan bunyi "tak tok tak tok"? Yap, inilah Lato -Lato. Lato- Lato terkenal di tahun 90 an hingga awal 2000 an. Mainan ini dimodifikasi dengan warna yang berbeda dan terdapat dua pasang bola yang diikat dengan tali. Permainan ini dimainkan oleh mayoritas anak - anak dengan cara dibenturkan satu sama lain. Permainan ini dulu dikenal clickers, kerbengers, katto - katto. Lato - Lato memiliki harga kisaran 13.000 - 20.000.Â
Akan tetapi di tengah fenomena yang beredar saat ini, Lato - Lato menimbulkan pro dan kontra di dalamnya. Â Menurut Hasri Ardilla, S.Psi, M.Psi, selaku Psikolog Klinis menerangkan dampak positif permainan ini melatih daya motorik bagi anak-anak, kemampuan bahasa, dan kemampuan menstimulasi dirinya agar dapat memiliki keinginan untuk mencapai tujuan. Dampak negatif yang ditimbulkan dari perminan lato-lato. Mulai dari tangan bengkak, kepala benjol, hingga memicu pertikaian antar pemain setelahnya. Tak pelak, menurut Hasri, permainan lato-lato baiknya dimainkan oleh anak usia 8 tahun ke atas.Â
Hal itu mengacu pada teori tahap bermain anak Jean Piaget (psikolog asal Swiss) sesuai usia dan perkembangan kognitif anak. Yakni tahap Sensory Motor Play (usia 0-2 tahun), Symbolic atau Make Believe Play (usia 2-7 tahun), Social Play Games With Rules (8-11 tahun), dan Games With Rules and Sport (11 tahun ke atas). Belum lama ini lato - lato juga diduga memakan korban yaitu anak berusia 8 tahun di Kalbar hingga suka melakukan permainan tersebut tidak mengingat waktu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H