Setelah Kodim 0314/Inhil mengadakan sosialisasi pengolahan sabut kelapa kepada masyarakat di Kecamatan Batang Tuaka, hari ini tim penyuluh kembali adakan sosialisasi kepada para Babinsa jajaran Kodim 0314/Inhil yang bertempat di aula Graha Bhakti Kodim 0314/Inhil, jalan Ahmad Yani Tembilahan Hulu, Inhil, Selasa (15/01/2020).
Dalam sambutannya, Dandim 0314/Inhil Letkol Inf Imir Faishal yang diwakili Pasi Teritorial Kodim 0314/Inhil Kapten Inf Anwarsyah Siregar mengatakan sosialisasi ini dilakukan untuk pembekalan kepada para babinsa agar dapat mengembangkan kegiatan positif di desa binaannya masing-masing.
"Dandim berharap kepada tim penyuluh agar melatih para babinsa sampai tingkat kemapuan mahir dalam pengolahan dan pemanfaatan sabut kelapa ini, hingga menjadi salah satu media tanam untuk usaha Vanili. Karena pada Intinya rekan-rekan Babinsa adalah sebagai pilot projek bagi masyarakat," ujar Kapten Inf Anwarsyah Siregar.
Ia juga berharap kepada para babinsa betul-betul memahami dan memperhatikan arahan penyuluh, agar para babinsa bisa mengembangkan kegiatan ini di desa, dengan melatih masyarakat untuk menjadikan masyarakat mandiri dengan usaha lokal pengolahan sabut kelapa dan usaha Vanili.
"Setidaknya para Babinsa dapat merubah mindset masyarakat yang tadinya hanya berkebun menjadi pengusaha kecil atu pengusaha lokal. Minimal bisa mengurangi kebisaan masyarakat yang selalu bakar-bakar sabut di kebun. Kepada Babinsa juga dapat memperhatikan faktor keamanan saat mengolah sabut Kelapa karena kita berlatih berhadapan dengan mesin," pesannya.
Untuk budidaya Vanili di daerah Inhil memang harus menggunakan media tanam dari sabut, karena kalau di tanah Vanili tidak akan bisa hidup karena kadar tanah banyak mengandung zat asam yang tinggi serta airnya yang payau. Makanya kita belajar mengolah sabut dan membuat pot dari sabut serta media tanamnya dari sabut juga.
Disesi praktek tim penyuluh, bapak Luki dan bapak Toni Hasman mengatakan bahwa sebenarnya sabut kelapa itu tidak ada yang terbuang sia-sia jika sudah diolah. Serat panjang bisa digunakan untuk membuat sapu, serat pendek untuk kasur dan serbuknya untuk media tanam.
"Tujuan pengolahan sabut kelapa ini selain memanfaatkan sabut kelapa yang dibuang dan dibakar sia-sia, juga sebagai sarana menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat hingga masyarakat kita menjadi mandiri dalam meningkatkan taraf hidupnya. Dan ini merupakan solusi untuk memberdayakan masyarakat bagaimana caranya sabut Kelapa menjadi berdayaguna di Inhil,"
Dalam prakteknya kata Luki, sabut Kelapa harus direndam terlebih dahulu selama sekitar 12 jam atau sampai air betul-betul meresap ke dalam sabut Kelapa. Keuntungannya, bila sabut basah dapat terhindar dari kecelakaan kerja saat mengolah sabut menggunakan mesin, serat tidak mudah putus, karena serat yang panjang harganya lebih mahal, lebih mudah diolah serta tidak menimbulkan debu saat pengolahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H