Mohon tunggu...
Ragil Saputra Efendi
Ragil Saputra Efendi Mohon Tunggu... Editor - Editor Jurnal

Saya suka belajar hal-hal baru termasuk menulis, dan selalu berusaha berpikir holistik akan sesuatu hal.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea bagi Perdamaian Dunia

12 September 2024   14:40 Diperbarui: 13 September 2024   13:37 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Republik Eusosialis Tawon, re-tawon.com

  • Asia Timur

Kurang lebih 1.655.350.074 jiwa yang tinggal di Asia Timur, yang mencakup negara Republik Rakyat Cina, Taiwan, Mongolia, Jepang, Korea Utara, dan Korea Selatan. Populasi Asia Timur setara dengan 20,29% dari total populasi dunia (Worldometer, 2024).

Asia Timur adalah salah satu area yang paling dinamis dan memiliki peran penting di dunia, terutama dalam hal pertumbuhan ekonominya yang cepat, politik nasional, kemajuan teknologi, sosial, dan kebudayaan, serta hubungan antarnegara (Ellana Ardelia Jovita Rahma et al, 2023). Seperti Jepang yang terkenal dengan kemajuan teknologinya, Cina terkenal dengan peradabannya, Korea Selatan terkenal dengan julukan negeri ginseng, dan Korea Utara terkenal dengan kepemimpinan yang otoriter.

  • Konflik di Semenanjung Korea

Melihat dari perspektif geopolitik, Semenanjung Korea terbagi menjadi dua bagian, yakni Korea Selatan dan Korea Utara. Karena perbedaan ideologis dan politik, mereka akhirnya terpisah ketika perang Korea berakhir pada tahun 1950-1953. Sejak pembagian tersebut, hubungan kedua negara ini menjadi tidak harmonis hingga saat ini (Sofiyatul Khoiriyah, 2020). Seperti peribahasa "ada angin ada pohonnya" artinya segala hal ada asal-usulnya, sesuai dengan alasan terjadinya perpecahan kedua negara tersebut.

Korea Utara yang berada di bagian Utara Semenanjung Korea dan berbatasan dengan wilayah Rusia, sedangkan di bagian selatan merupakan wilayah Korea Selatan yang berbatasan dengan Cina. Meskipun Korea Utara memiliki lebih banyak wilayah dari Korea Selatan, namun populasi negara ini lebih sedikit (Ellana Ardelia Jovita Rahma et al, 2023). Pecahnya Korea merupakan awal dalam instabilitas regional balance of power di Asia Timur khususnya di Semenanjung Korea.

Ditambah Korea Utara secara resmi mengumumkan penghapusan beberapa lembaga pemerintah yang penting untuk mendorong penyatuan dengan Korsel. Selama ini, urusan diplomatik antara kedua negara ditangani oleh Komite reunifikasi Damai Pyongyang dan Kementerian Unifikasi Seoul. Majelis Rakyat Tertinggi Korut memutuskan untuk menghapus lembaga ini. Perkembangan Semenanjung Korea berada dalam bahaya yang semakin besar. Bahkan menurut pengamat, mulai sejak perang Korea dimulai kondisi saat ini adalah yang paling berbahaya (Rizki Roha, 2024).

Menurut data dari Our World in Data, saat ini ada sembilan negara yang mempunyai nuklir, yakni Rusia, Amerika Serikat, China, Prancis, Inggris, Pakistan, India, Israel dan Korea Utara (Bastian Herre et al, 2024). Namun hanya Korea Selatan dan Jepang yang tidak memiliki nuklir di Asia Timur, hal ini dapat menjadikan Asia Timur sebagai serpihan benua Asia yang rentan akan terjadinya ancaman nuklir.

Korea Utara telah beberapa kali menguji coba senjata nuklir milik mereka, seperti yang telah diuraikan di bawah ini.

  • Uji coba pertama pada tanggal 29 dan 30 Mei 1993.
  • Uji coba kedua pada tanggal 31 Agustus 1998.
  • Uji coba ketiga  pada tanggal 5 Juli 2006.
  • Uji coba keempat pada tanggal 25 Mei 2009.
  • Uji coba kelima pada tanggal 12 Desember 2012.
  • Uji coba keenam pada tanggal 6 Januari 2016. (Christophorus Richard Tirtalaksana et al, 2016)

Per Januari 2024, Korea Utara telah menyusun lima puluh hulu ledak nuklir dan memiliki bahan fisil untuk sekitar tujuh puluh hingga sembilan puluh senjata nuklir, serta program senjata kimia dan biologi canggih. Pyongyang telah mempercepat pengujian rudal balistik dalam beberapa tahun terakhir (Arms Control Association, 2024).

Pengembangan senjata nuklir oleh Korea Utara telah memperkeruh suasana di wilayah Asia Timur. Pengembangan senjata nuklir ini dapat menyebabkan reaksi negatif dari masing- masing negara, yang berpotensi menimbulkan kekacauan di wilayah tersebut. Pengembangan nuklir oleh Korea Utara dapat membuat Korea Selatan, Taiwan, atau Jepang ikutan menjadi negara nuklir, mereka mungkin berlomba untuk membuat senjata konvensional di Asia Timur. Sehingga menimbulkan persaingan lebih serius di Asia Timur terutama di Semenanjung Korea.

  • Peran Pemerintah RI dan Masyarakat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun