Mohon tunggu...
Raghib Fadhil
Raghib Fadhil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang ingin menulis

membaca dan menulis untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pandemi Pada Pendidikan di Indonesia dan Upaya untuk Mengatasinya

7 Desember 2023   06:30 Diperbarui: 7 Desember 2023   07:50 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan dan Pandemi

Pendidikan masih menjadi salah satu masalah yang sangat besar di Indonesia. Pendidikan tentunya merupakan salah satu aspek penting bagi seorang individu dan juga bagi bangsa. Kualitas sebuah bangsa akan terpengaruh serta terlihat dari bagaimana kualitas pendidikannya. Pandemi Covid 19 yang merebak pada 2020 silam tentunya memiliki dampak besar juga terhadap dunia Pendidikan internasional termasuk Indonesia. Berbagai survey yang memperlihatkan hasil bahwa kualitas Pendidikan terkena dampak buruk pandemi mulai dari penurunan kualitas belajar hingga pada keterampilan, kepribadian serta mental pelajar.

Kala pandemi, setiap segi kehidupan masyarakat perlu menyesuaikan bersamaan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai aktivitas selama pandemic. Adanya pembatasan interaksi secara tatap muka membuat semua orang banyak  terhubung dengan dunia online. Demikian Halnya pada dunia Pendidikan. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam mengatakan bahwa situasi ini menjadi tantangan dimana pengembangan kreativitas serta pemanfaatan teknologi menjadi yang utama dimana selain transmisi pengetahuan, sistem ini juga harus memastikan bahwa pengetahuan yang disampaikan itu terlaksana secara baik dan efektif. Pembelajaran di masa Pandemi menuntut pelajar untuk melakukan Self-directed learning atau pembelajaran mandiri. Disini, pelajar akan ditantang untuk bisa menggunakan teknologi sebagai bagian dari perkembangan zaman. 

Selain pelajar, tenaga pengajar juga disiapkan oleh tiap Lembaga Pendidikan untuk menunjang pembelajaran pada masa Pandemi. Para guru juga mulai mempelajari pemanfaatan teknologi dan tentunya membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding dengan pelajar. Pembentukkan kurikulum serta persiapan kompetensi juga dilakukan untuk pandemi. Kurikulum darurat diadakan sebagai salah satu hal  penunjang pembelajaran selama pandemi. Namun tentunya, sistem pembelajaran selama masa pandemi ini menemui rintangan yang cukup besar. Rintangan tersebut diantaranya kemampuan siswa dalam memenuhi kebutuhan untuk pembelajaran daring seperti perangkat. Kemudian daerah rumah siswa yang tidak terjangkau oleh internet serta pemenuhan kuota yang sulit dilakukan oleh siswa tersebut menjadikan mereka kesulitan untuk mengikuti pembelajaran daring.

Pengaruh Pandemi terhadap kegiatan dalam dunia pendidikan

Sejak tahun 2000-an, Indonesia telah dicatatkan memiliki kualitas yang rendah pada bidang Pendidikan. Hingga survey terakhir di antaranya dari hasil PISA (Programme for Internatinal Student Assesment) yang merupakan tes tentang membaca, matematika, dan sains pada tahun 2018 Indonesia menempati peringkat 10 terendah dari 78 negara dengan angka 371 untuk membaca, 379 untuk matematika, dan 396 untuk sains. Kemudian survei dari PERC (Politic and Economic Risk Consultan), kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan terakhir yaitu urutan ke-12 dari 12 negara di Asia.

Pandemi yang hari ini ada tentunya juga memberikan pengaruh yang sangat besar pada dunia Pendidikan di banyak negara termasuk Indonesia. Perubahan metode belajar menjadi "Belajar Di Rumah" ternyata memiliki dampak buruk pada siswa maupun guru. Berbagai Lembaga surver membeberkan hasil analisisnya mengenai hasil dari pembelajaran di rumah. Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis data hasil survei yang dilakukan pada rentang waktu 5 - 8 Agustus 2020 terkait pendidikan online di masa pandemi Covid-19. Hasil survei tersebut menunjukkan, 92% peserta didik mengalami banyak masalah dalam mengikuti pembelajaran daring selama pandemi corona merebak. Hanya 8% yang mengatakan sedikit masalah dan tidak ada dalam survey tersebut yang mengatakan tidak bermasalah. Manajer Kebijakan Publik SMRC Tati D. Wardi mengatakan, survei pembelajaran ini telah diikuti oleh responden dengan rentang usia 17 tahun ke atas.

Survey lainnya dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) terhadap 98 kepala sekolah, 515 guru dan 826 peserta didik dari 114 satuan pendidikan setingkat SD-SMP yang tersebar di 9 provinsi, pada Agustus-September 2021 yang lalu. Hasilnya bahwa sebanyak 50,9 persen guru meyakini peserta didiknya mengalami penurunan capaian belajar di beberapa mata pelajaran dan bahkan 37,0 persen guru meyakini peserta didiknya menurun capaian belajarnya di seluruh mata pelajaran. Hanya 12,1 persen guru yang meyakini capaian belajar peserta didiknya tidak menurun di masa pandemi. Berbagai faktor tentunya  memengaruhi penurunan kualitas belajar selama Pandemi. Beberapa diantaranya yaitu penyampaian materi oleh guru. Penyampaian materi secar monoton semisala hanya memberikan bahan ajar membuat siswa kesulitan dalam belajar dan juga merasa jenuh. Banyak siswa kesulitan memahami materi tanpa adanya penjelasan dari guru. Hal lainnya yaitu akses terhadap pembelajaran itu sendiri. Kebanyakan akses pembelajaran di masa pandemic mengandalkan teknologi internet dan juga gadget yang menjadi kesulitan yang amat berarti bagi beberapa siswa terutama yang kurang mampu. Kesulitan itu seperti ketersediaan gadget, akses internet yang tidak terjangkau di daerah rumah siswa dan biaya internet yang dikeluarkan cukup besar.

Survey lainnya dari Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) terhadap 98 kepala sekolah, 515 guru dan 826 peserta didik dari 114 satuan pendidikan setingkat SD-SMP yang tersebar di 9 provinsi, pada Agustus-September 2021 yang lalu. Hasilnya bahwa sebanyak 50,9 persen guru meyakini peserta didiknya mengalami penurunan capaian belajar di beberapa mata pelajaran dan bahkan 37,0 persen guru meyakini peserta didiknya menurun capaian belajarnya di seluruh mata pelajaran. Hanya 12,1 persen guru yang meyakini capaian belajar peserta didiknya tidak menurun di masa pandemi.

Upaya yang harus dihadirkan demi terjaganya keberlangsungan pendidikan

Permasalahan pembelajaran di masa pandemic tentu merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari. Dan tentunya kita tidak bisa memaksakan mendapatkan mutu Pendidikan yang baik karena memang negara lain juga mengalami masalah yang sama. Namun tentunya, berbagai upaya bisa dilakukan demi membangun kualitas yang baik untuk pembelajaran di rumah ini.

Beberapa upaya yang bisa dilakukan diantaranya pengembangan transfer ilmu dari guru terhadap siswa bisa lebih dikembangkan lagi. Ini menjadi tantangan bagi guru untuk membangun kreativitasnya serta tantangan bagi sekolah dalam mefasilitasi hal tersebut sehingga setiap siswa medapatkan pembelajaran yang menyenangkan. Kemudian untuk mengatasi akses pembelajaran yang terbatas, sekolah harus bisa memberikan bantuan akses belajar seperti bantuan kuota untuk siswa dan guru, pembagian bahan ajar selain melalui internet bisa dikirim langsung kepada siswa yang kesulitan mengakses pembelajaran. Hal ini deprlukan agar semua siswa masih bisa belajar walaupun dilakukan secara mandiri Terakhir adalah orang  tua. Orang tua dituntut untuk bisa mendampingi anak -- anaknya untuk senatiasa belajar dan memberikan dukungan moral serta mampu memenuhi fasilitas belajar agar tentunya siswa selalu bisa bersikap disiplin dan mengikuti pembelajaran secara efektif.source : iafor.orgsource : iafor.orgsource : iafor.org

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun