Pada awalnya mayoritas masyarakat di Indonesia menggunakan atap yang berbahan genteng dari tanah liat. Genteng tanah liat merupakan bahan atap yang dipakai oleh mayoritas masyarakat di Indonesia, genteng tersebut sudah bertahun-tahun dipakai oleh masyarakat Indonesia dari zaman dulu. Genteng yang terbuat dari tanah liat ini merupakan salah satu jenis genteng yang diproduksi oleh pabrik-pabrik genteng yang ada di Majalengka. Namun, pada saat ini pabrik dan pengrajin genteng semakin berkurang termasuk di kecamatan jatiwangi yang terkenal akan pengrajin genteng tanah liatnya. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya yakni kurangnya peminat genteng yang terbuat dari tanah dan pengaruh perkembangan zaman sehingga muncul alternatif baru yang lebih murah dan juga lebih efisien dalam penggunaannya.
Rampak Genteng awal mulanya diselenggarakan di Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka pada tahun 2012. Rampak Genteng pertama kali diinisiasi ataupun diprakarsai oleh salah satu anggota komunitas bernama JaF (Jatiwangi art Factory) yang bernama Tedy yang merupakan Komposer di JaF. Sedangkan JaF sendiri didirikan oleh Arief Yudi Rahman dan Ginggi Syarief Hasyim serta istri dari Arief Yudi, Loranitha Damayanti.
Festival Rampak Genteng adalah perayaan tahunan yang menghidupkan semangat ekonomi kreatif dan socio entrepreneurship khususnya di Majalengka. Acara ini menjadi jembatan antara budaya tradisional dan pengembangan ekonomi inklusif dalam komunitasnya. Festival ini bukan hanya sekedar hiburan saja, tetapi juga menjadi media kampanye bahwa genteng Jatiwangi itu masih ada dan masih kuat untuk produksi skala besar.
Selain itu, Festival Rampak Genteng juga merupakan wujud nyata dari bagaimana kreativitas lokal dapat berpengaruh terhadap pemberdayaan masyarakat. Pengrajin dan seniman dari wilayah tersebut menggabungkan budaya tradisional dengan inovasi kontemporer untuk menciptakan produk-produk yang unik dan menarik. hal ini tentunya dapat meningkatkan pendapatan mereka secara material, selain itu juga mempertahankan warisan budaya dan membentuk identitas untuk wilayah Majalengka sendiri.
Pemberdayaan masyarakat merupakan aspek kunci dalam festival ini. masyarakat lokal secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan dan juga pelaksanaan festival, hal ini dapat memastikan bahwa manfaat ekonomi dan sosial dari festival rampak genteng meresap secara merata di masyarakat sehingga masyarakat terbangun rasa kepemilikannya dalam memajukan socio entrepreneurship dan ekonomi kreatif.Â
Festival Rampak genteng menjadi sebuah pemantik yang kuat dalam munculnya berbagai grup band lokal yang tentunya juga memainkan musik dengan menggunakan peralatan yang terbuat dari tanah. salah satunya adalah grup band The Talawengkar, mereka merupakan grup band yang beranggotakan bapak-bapak yang memiliki latar belakang sebagai pengrajin genteng dengan lagu-lagunya yang menceritakan kehidupan mereka dan keluarga di masyarakat.
Grup band-grup band lokal ini sering memiliki kesempatan untuk tampil di berbagai acara lokal yang diadakan di wilayah majalengka itu sendiri, sehingga mereka memiliki kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas mereka dan menciptakan lagu. Hal ini bisa memberikan pengakuan dan prestise bagi grup band lokal. Dengan demikian, Festival Rampak Genteng bukan hanya berbicara tentang budaya lokal, tetapi juga mendukung perkembangan dan pertumbuhan bakat dan potensi musik lokal.
Festival Rampak Genteng menjadi contoh wujud konkret bagaimana budaya, kreativitas, dan bisnis dapat bersatu untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Festival Rampak Genteng lebih dari sekedar perayaan budaya, didalamnya terdapat dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi, kreativitas, dan pemberdayaan masyarakat untuk menjawab tantangan derasnya arus globalisasi dan modernisasi.
Festival Rampak Genteng berawal dari adanya pemikiran komunitas JaF (Jatiwangi art Factory) dalam mengenalkan identitas Kabupaten Majalengka terutama Kecamatan Jatiwangi ke seluruh Indonesia yang kemudian memiliki makna yang lebih mendalam mengenai asal-usul, karakteristik dan identitas wilayah Kabupaten Majalengka.Â