Teka teki pelatih kepala timnas sudah terjawab. Setelah beberapa pekan yang lalu  beredar rumor pemutusan hubungan kerja shin tae yong merebak di dunia maya. Ibarat bola liar yang terus menggelinding, tak ada penendang yang siap menjemput bola, akhirnya bola berada dipelukan hangat sang pelatih anyar. Adalah Patrick Kluivert, salah seorang legenda sepakbola dunia berkewarganegaraan Belanda, yang ditunjuk oleh PSSi menjadi pelatih kepala Tim Garuda selama  2 tahun dengan opsi perpanjangan 2 tahun. Tentu tanpa bermaksud gagal move on, dengan shin tae yong, Pemberhentian STY dianggap sangat mendadak. Kenaoa tidak! disaat Tim Garuda sedang berada di level permainan yang sangat bagus, yang juga berimbas pada kenaikan ranking FIFA yang sangat signifikan yang belum pernah dicapai sebelumnya, STY justru harus melepaskan jabatannya sebagai pelatih kepala tim Garuda. Torehan prestasi tim garuda dibawah STY bukan kaleng-kaleng. Dibawah tangan dinginnya, garuda mampu terbang tinggi menjadi semifinalis piala AFC U-23 dengan mengalahkan salahsatu Raksasa sepakbola Asia, Korea Selatan kala itu. Bahkan selangkah lagi lolos olympiade, kalau tidak dikalahkan Guinea, dengan gol kontroversi pinalti. Belum lagi ranking FIFA yang naik drastis, berkat penampilan apik Garuda dalam laga-laga FIFA matchday. Satu yang paling prestisius adalah lolosnya garuda di kualifikasi piala dunia hingga round-3. Pencapaian ini melampaui  negara-negara asia tenggara lainnya dalam hal peroleh poin. Artinya Garuda telah mampu mengimbangi tim-tim hebat asia dengan ranking yang jauh berada di atasnya. Sebut saja saat melawan Bahrein Indonesia tidak terkalahkan di laga tandangnya. Bahkan hampir memenangkan pertandingan, jika tidak ada drama perpanjangan waktu. Pun dengan Australia. Di pertandingan kandang perdananya Indonesia, mampu menahan imbang the socceroos yang menduduki ranking FIFA 25  dunia. Bahkan yang paling fenomenal adalah saat Garuda mampu mengalahkan Arab saudi dengan skor telak 2-0, di SUGBK, setelah sebelumnya bermain imbang di stadion King abdullah sport city stadium. Namun uniknya, capain yang sangat sensasional itu nampaknya belum menjadi sebuah pertimbangan dimana STY bisa dipertahankan dan terus menjadi opsi terbaik dalam membesut Garuda.Â
Banyak santer dikabarkan di dunia maya, konon sejak pertandingan melawan China, sudah ada friksi  antara pelatih dan pemain.  Terutama pemaian diaspora. Diawali dengan adanya keinginan untuk berdiskusi soal taktik, alih-alih STY mengakomodir keinginan mereka, yang terjadi adalah pencopotan ban kapten dari jay idzes ke asnawi. Kondisi internal yang demikian adanya, ditambah dilakukannya briefing jelang malawan Arab Saudi, ketegangan pun kian memuncak.  Dalam beberapa wawancara, ketua umum PSSI sering menyampaikan bahwa salah satu alasan pencopotan STY lebih kepada faktor komunikasi dan dinamika. Maka untuk menjawab 2 persoalan itu Ketua umum PSSI mengambil langkah strategis dengan mengorbankan Pelatih untuk memilih pelatih baru yang diharapkan mampu menjawab soal komunikasi itu. Boleh jadi karena memang banyak para pemain diaspora kita dari Belanda, maka memilih patrick kluivert sebagai pelatih tim garuda dirasa  mampu memberi pengaruh kuat terhadap para pemain, seingga nantinya bisa menorehkan prestasi di masa yang akan datang.
Sebagai pencinta sepakbola, tentu saya secara pribadi ataupun juga masyarakat tidak bisa memberi intervensi kepada pengurus federasi sepakbola nasional. Kewenangan dalam hal mengatur roda organisasi sepakbola ada di tangan mereka para pengurus. Apa yang mereka lakukan tentu semua sejalan dengan visi dan misi PSSI. Bahwa Garuda bisa mendunia tentu adalah target yang seharusnya bisa diwujudkan. Sudah lama negara kita menginginkan tim sepakbolanya bisa mendunia. Tampil di event-event internasional, sebagaimana negara negara lain yang sudah terlebih dahulu maju. Terlebih masyarakat kita terkenal sebagaipenggemar berat sepakbola. Maka, jika melihat begitu besar harapan PSSI dalam memajukan sepakbola kita, seyogianya harus kita dukung. Tetapi tentu kita sangat berharap. Bila kebijakan Ketua umum PSSI dengan mengganti pelatih di tengah jalan ini, memang benar-benar murni berkaitan dengan soal target. Tidak ada unsur lain. Walaupun ramai dibicarakan, seolah olah ada satu kekuatan besar yang ingin mencoba menggoyang keberadaan ketua umum. Karena kita tahu sang ketua, paling getol dalam memberantas match fixing, mafia bola dll. Maka akan sangat tidak mungkin, seorang ketua yang memiliki reputasi internasional ini, melakukan praktek atau diintervensi pihak-pihak tertentu yang akan menghancurkan organisasi PSSI. Kita semua berharap, PSSI mampu menjalankan roda orgasnisasinya dengan solid, sehingga keputusannya dalam mengambil pelatih timnas akan berdampak kepada torehan prestasi yang diraihnya. kita tungga saja, bagaimana patrick dan kawan kawan mampu membawa garuda terbang lebih tinggi lagi? kita tunggu magis patrick nanti....bravo sepakbola indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H