Mohon tunggu...
irfan kusnandar
irfan kusnandar Mohon Tunggu... Lainnya - Hope for the best and prepare for the worst

pengembara spiritual

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

fase pengakuan

2 Januari 2025   11:57 Diperbarui: 2 Januari 2025   11:57 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Secara Psikoogis manusia yang tumbuh dan dibesarkan dengan dorongan dan semangat tentu akan berbeda mereka yang dibesarkan dengan cacian dan hinaan. Mereka yang didorong akan tumbuh menjadi pribadi yang bersemangat dan percaya diri. Maka tentu butuh pengakuan, dukungan dan penghargaan dari orang-orang sekitarnya. Baik di lingkungan pekerjaan, Sekolah, masyarakat dll. Pengakuan identik dengan penghargaan dan perasaan selalu dianggap penting. Sebab orang yang merasa diakui dan dihargai, akan berdampak kepada kualitas kehidupanya. Mereka akan bersemangat menjalani hari-harinya dan muncul kebanggaan dalam dirinya. Kebanggaan dalam diri inilah sebagai buah dari pengakuan dan penghargaan itu, yang menumbuhkan kepercayaan diri yang tinggi. Kepercayaan diri  ini akan menjadi modal penting bagi manusia untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya. 

Secara sederhana, manusia mengalami "evolusi" terkait pengakuan atau penghargaan dirinya itu. Saya menyebutnya 3 fase pengakuan yang dilalui manusia dalam hidupnya itu. Pertama Pengakuan dari kedua orangtuanya. Orangtua yang memilik anak tentu punya kebanggan sendiri. Merasa sempurna karena telah menjadi seorang ayah dan ibu. Demikian juga dengan anak. Tentu punya kebanggaan juga. Dalam tumbuh kembangnya mereka, mereka ingin juga diakui keberadaan mereka sebagai anak yang hebat. Mereka kadang selalu minta perhatian, bahwa mereka adalah anak yang dibanggakan orangtuanya.

Kedua Pengakuan dari pasangan hidup atau teman. Jenis kedua ini tentu bagi mereka yang sudah dewasa, terlibat dalam konteks sosial ataupun pekerjaan. Kita tahu, bahwa seorang manusia dianggap dewasa adalah mereka yang mampu meangaktualisasi dirinya dalam berbagai hal. Ia memiliki peran, berdayaguna serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang menjadi pekerjaannya. Tak jarang kita menemui orang yang memiliki peran ganda. Tidak hanya sebagai seorang bapak atau kepala keluarga di rumah, tetapi juga terlibat dalam urusan pekerjaan ataupun kemasyarakatan. Semua itu tentu perlu support tidak hanya keluarga, melainkan dari pasangan, teman atau kawan tempat dimana ia tinggal

Ketiga Pengakuan dari Tuhannya. Fase pengakuan ke-3 ini, sangat krusial, karena berhubungan dengan masa akhir kehidupan seseorang di dunia. Tentu sudah menjadi hal yang sangat umum, bilamana seseorang sudah mencapai usia kronologis yang maksimal, satu yang diharapkan dari dirinya hanyalah kebahagiaan di hari akhir nanti. Fase ini adalah fase puncak. Seseorang yang sudah resign dari pekerjaan formalnya, mungkin menginginkan ruang yang teramat sangat privat. Bukan hal yang aneh, di masa masa ini mereka yang beragama islam misalnya, banyak di akhir-akhir masa karirnya melakukan ibadah umroh dan haji pergi ke tanah suci. Seolah-olah hal ini menggambarkan tentang akan berakhirnya perjalanan hidup seseorang di dunia ini. Tentu saja ini merupakan hal yang sangat baik. Dibandingkan misalnya menghabiskan sisa-sisa umurnya dengan hal-hal yang tidak semestinya masih mereka lakukan. Ini bukan berarti, bahwa di saat muda, kita hanya beroerientasi serta fokus kepada hal-hal yang jauh dari agama. Bukan kah alangkah bagusnya, di saat muda, kita semua juga tetap harus fokus kepada agama, hal-hal baik. Walaupun terkadang, bagi kita suka ada pemilahan waktu kapan kita mendekat kepada Tuhan. Padahal kematian tidak pernah melihat waktu. Namun inilah fakta kehidupan saat ini. bahwa fokus kita terkadang memang mengalami perubahan di saat menginjak usia tua. Ya, kita katakan saja , bahwa semua orang tanpa ada keraguan menginginkan kebahagiaan di surga nanti. Maka tentu, orang yang hidup lama dan menginjak usia tua, ingin meraih sebuah "tempat" yang layak disisi Tuhannya. Maka apa yang bisa mereka lakukan selain kebaikan dan kebaikan, dengan target agar "diakui Tuhannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun