Mohon tunggu...
Ragam Potret
Ragam Potret Mohon Tunggu... Jurnalis - Menangkap Berita Memotret Realita

Ragam Potret adalah media massa yang fokus menyajikan berita seputar bahasa dan sastra Indonesia. Dengan slogan Menangkap Berita dalam Satu Bingkai Cekrek!. Adapun data dan struktur perusahaan kami sebagai berikut. Pimpinan Umum: Dr. David Setiadi, M.Hum., Manajemen Perusahaan Pimpinan Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana, Sekretaris: Annisa Syaqila Supriatna, Bendahara: Najwa Ashma Najiyah, Manajemen Redaksi Pimpinan Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna, Wakil Redaksi: Ismi Nurramadhan, Sekretaris: Is-Ma-Ae Tahloding, Editor: Annisa Syaqila Supriatna, Penulis: Ismi Nurramadhan. Alamat Perusahaan: Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113 Gedung Perusahaan: Gedung E, Ruang E13, Laboratorium PBSI Email: ragampotret@gmail.com Instragram: ragampotret23 Penanggung Jawab Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana 0858-6451-2530 Penanggung Jawab Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna 0895-1681-1696

Selanjutnya

Tutup

Seni

Dunia Sastra di Media Sosial

12 Januari 2025   12:40 Diperbarui: 12 Januari 2025   12:40 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Media sosial telah membawa perubahan besar dalam cara kita menikmati dan membuat karya sastra. Di satu sisi, platform seperti Instagram, X dan TikTok membuka peluang bagi penulis baru untuk memperkenalkan karya mereka kepada audiens yang lebih luas. 

Media sosial juga menciptakan komunitas literasi, seperti grup diskusi di Facebook, menciptakan berbagai tagar, dan klub buku virtual yang dapat mempertemukan para pembaca dan penulis dari berbagai latar belakang. Fenomena ini membantu memperluas literasi terhadap genre-genre tertentu yang diminati. 

Namun, tantangan tetap ada. Algoritma media sosial sering kali memprioritaskan konten populer ketimbang karya yang berkualitas. Akibatnya, penulis yang menolak mengikuti arus tren sulit mendapatkan perhatian. 

Pada akhirnya, dunia sastra di media sosial harus tetap berjaga-jaga. Media sosial memberi peluang tak terbatas bagi para kreator untuk berekspresi, tetapi juga menuntut kita untuk tetap kritis dan selektif. Maka dari itu, untuk masa yang akan datang penting bagi komunitas sastra untuk menjaga keseimbangan antara popularitas dan kualitas agar nilai-nilai sastra tetap lestari di tengah derasnya arus digital.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun