Mohon tunggu...
Ragam Potret
Ragam Potret Mohon Tunggu... Jurnalis - Menangkap Berita Memotret Realita

Ragam Potret adalah media massa yang fokus menyajikan berita seputar bahasa dan sastra Indonesia. Dengan slogan Menangkap Berita dalam Satu Bingkai Cekrek!. Adapun data dan struktur perusahaan kami sebagai berikut. Pimpinan Umum: Dr. David Setiadi, M.Hum., Manajemen Perusahaan Pimpinan Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana, Sekretaris: Annisa Syaqila Supriatna, Bendahara: Najwa Ashma Najiyah, Manajemen Redaksi Pimpinan Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna, Wakil Redaksi: Ismi Nurramadhan, Sekretaris: Is-Ma-Ae Tahloding, Editor: Annisa Syaqila Supriatna, Penulis: Ismi Nurramadhan. Alamat Perusahaan: Jl. R. Syamsudin, S.H. No. 50, Cikole, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43113 Gedung Perusahaan: Gedung E, Ruang E13, Laboratorium PBSI Email: ragampotret@gmail.com Instragram: ragampotret23 Penanggung Jawab Perusahaan: Najwa Rahila Agustiana 0858-6451-2530 Penanggung Jawab Redaksi: Annisa Syaqila Supriatna 0895-1681-1696

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sastrawan Indonesia yang Mendunia: Bukti Potensi Sastra Nusantara

30 Desember 2024   18:48 Diperbarui: 30 Desember 2024   18:48 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Indonesia memiliki tradisi sastra yang kaya dan beragam, yang telah melahirkan sejumlah sastrawan dengan pengaruh yang besar. Karya-karya mereka menjadi suara Indonesia di panggung dunia, menunjukkan bahwa sastra kita memiliki daya tarik yang mampu menembus berbagai lapisan budaya dan bahasa.

Salah satu nama yang sering disebut adalah Pramoedya Ananta Toer, sastrawan besar Indonesia yang dikenal melalui tetralogi Bumi Manusia . Karya ini tidak hanya menjadi bacaan wajib di Indonesia tetapi juga diterjemahkan ke banyak bahasa. Melalui kisah Minke dan perjuangannya, Pram memperkenalkan kepada dunia sejarah dan dinamika sosial Indonesia pada masa kolonial.

Selain itu, Ayu Utami dengan novelnya Saman juga berhasil mencuri perhatian internasional. Karya ini memberikan perspektif baru tentang kebebasan, politik, dan spiritualitas yang jarang diangkat dengan keberanian serupa di dunia sastra. 

Tak kalah penting adalah Eka Kurniawan, yang disebut sebagai penerus Pram oleh kritikus asing. Melalui novelnya seperti Cantik Itu Luka dan Lelaki Harimau , Eka membawa sastra Indonesia ke ranah global dengan sentuhan realisme magis yang unik. Keberhasilannya masuk nominasi Man Booker International Prize 2016 menempatkan nama Indonesia di sastra dunia.

Keberhasilan para sastrawan ini membuktikan bahwa sastra Indonesia memiliki kualitas dan kekuatan untuk mendunia. Namun dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, sangat penting untuk memastikan lebih banyak lagi karya sastra Indonesia yang mendapat tempat di panggung internasional. Sastra kita adalah jendela bagi dunia untuk mengenal Indonesia lebih dalam, dan potensi ini harus terus dirawat dan dikembangkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun