Kanker merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan. Bagi banyak orang, merupakan mimpi buruk jika terkena kanker. Berbagai upaya dilakukan untuk menghindari terkena kanker. Salah satu di antaranya adalah dengan melakukan pendeteksian dini. Banyak orang yang meninggal karena kanker yang seharusnya dapat dideteksi dini seandainya orang-orang mendapat pemeriksaan medis.
Bagi wanita, salah satu jenis kanker yang paling banyak memakan korban adalah kanker serviks. Menurut statistik, kanker ini setidaknya menelan korban satu wanita setiap jam di Indonesia saja! Benar-benar angka yang membuat rasa takut. Apa itu kanker serviks? Dan bagaimana cara mencegah kanker serviks?
Kanker serviks terjadi pada area serviks atau leher rahim seorang wanita. Penyebabnya karena infeksi virus HPV (human papillomavirus) atau virus papiloma manusia. HPV menimbulkan bisul atau kutil pada bagian serviks seorang wanita, termasuk bisul pada kelamin. Ini bisa terjadi pada pria maupun wanita. Namun, kutil ini akan berkembang menjadi kanker hanya pada wanita. Sedangkan pria bisa berperan sebagai media penularan. Kanker serviks atau kanker leher rahim bisa terjadi jika terjadi infeksi HPV yang tidak sembuh-sembuh dalam kurun waktu yang cukup lama. Sebaliknya, kebanyakan infeksi HPV akan hilang sendiri, teratasi oleh sistem kekebalan tubuh.
Deteksi Dini Kanker Serviks
Kanker serviks bisa dihindari. Tentunya ini bisa terjadi jika seorang wanita rutin melakukan tindakan pencegahan yaitu deteksi dini. Beberapa cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan melakukan pemeriksaan pap smear dan perkembangan yang lebih modern yaitu thin prep. Kedua metode pemeriksaan itu sudah terbukti cukup menekan angka kematian karena kanker serviks.
Pemeriksaan pap smear lebih dikenal di masyarakat Indonesia bahkan sudah bisa dilakukan di tingkat Puskesmas. Metode perkembangan pap smear adalah thin prep yang lebih menjamin keakuratan hasil pengambilan sampel dari daerah serviks sehingga dapat didiagnosa dengan tepat jika terdapat sel atau jaringan yang abnormal. Jika semua hasil tes pada metode sebelumnya menunjukkan adanya infeksi atau kejanggalan, prosedur kolposkopi akan dilakukan dengan menggunakan alat yang dilengkapi lensa pembesar untuk mengamati bagian yang terinfeksi.
Metode pemeriksaan lain yang lebih sederhana adalah Inspeksi Visual dengan Asam asetat (IVA) yang cukup terjangkau harganya. Metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher rahim dengan asam asetat. Kemudian diamati apakah ada kelainan seperti area berwarna putih. Jika tidak ada perubahan warna, maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks. Anda dapat melakukan di Puskesmas dengan harga relatif murah.
Semua pemeriksaan tersebut sebaiknya rutin dilakukan setidaknya setahun sekali agar dapat mendeteksi secara dini jika terjadi infeksi HPV. Infeksi HPV pada serviks dapat berkembang menjadi sel pre-kanker yang pada akhirnya jika tidak diatasi bisa menjadi kanker serviks yang mematikan. Kanker serviks bisa dicegah dan bisa diobati. Deteksi sejak dini dan rutin melakukan pap smear atau thin prep atau metode pemeriksaan lainnya untuk organ kewanitaan (pelvis) akan memperkecil risiko terkena kanker serviks.
Ubah gaya hidup Anda dan juga pola makan Anda agar terhindar dari penyakit yang membunuh banyak wanita di dunia ini. Misalnya dengan menghindari merokok, terbiasa dengan pola makan sehat, dan menghindari seks bebas, juga menjadi bagian untuk mencegah tertular virus HPV. Dengan demikian, maka kesehatan serviks atau leher rahim lebih terjamin. Dengan penanganan yang tepat, kanker serviks bisa dihindari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H