Mohon tunggu...
Capungz
Capungz Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Membaca adalah jendela dunia yang membuka cakrawala pengetahuan dan imajinasi. Sebagai seorang mahasiswa yang gemar membaca, aktivitas ini bukan sekadar hobi biasa, melainkan sebuah petualangan intelektual yang memperkaya wawasan dan pemikiran. Melalui berbagai genre bacaan, dari karya sastra klasik hingga buku-buku kontemporer, setiap halaman menawarkan perspektif baru dan pembelajaran yang berharga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan Nelayan di Tengah Ombak dan Harapan Baru untuk Pasuruan

2 Desember 2024   09:31 Diperbarui: 2 Desember 2024   10:18 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasuruan, Jawa Timur – Kehidupan nelayan di pesisir Pasuruan penuh dengan lika-liku dan perjuangan. Setiap hari, mereka berhadapan dengan berbagai tantangan alam, ekonomi, dan logistik dalam usaha untuk mencari nafkah dari laut. Dengan peralatan tangkap dan kapal yang beragam, nelayan di daerah ini harus pandai menyesuaikan waktu dan strategi melaut, baik di pagi hari yang tenang maupun di malam hari yang penuh risiko.

Ombak Besar dan Cuaca Buruk

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi nelayan adalah ombak besar, terutama saat musim hujan. Gelombang yang tinggi di malam hari menjadi momok yang menakutkan bagi mereka yang harus mencari ikan jauh dari pesisir.

"Kalau malam, ombaknya lebih besar. Tantangannya ya melawan ombak itu," ujar seorang nelayan yang kami wawancarai di pelabuhan Pasuruan.

Cuaca buruk di musim penghujan sering kali memaksa para nelayan untuk menghentikan aktivitas mereka sementara waktu. Hal ini tentu berdampak langsung pada penghasilan mereka yang bergantung sepenuhnya pada hasil tangkapan. Banyak nelayan memilih untuk memperbaiki alat tangkap atau memperbaiki kapal selama masa ini, meski itu pun membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Logistik dan Infrastruktur yang Terbatas

Selain menghadapi tantangan alam, nelayan di Pasuruan juga bergulat dengan masalah logistik. Bahan bakar, makanan, dan peralatan keselamatan menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi setiap kali mereka melaut. Meskipun Dinas Perikanan Kota Pasuruan telah memberikan subsidi solar dan alat tangkap, kebutuhan ini masih dirasa belum mencukupi, terutama di tengah melonjaknya harga bahan bakar dan alat-alat lainnya.

Masalah lain yang menjadi perhatian serius adalah kondisi infrastruktur pelabuhan yang kurang optimal. Banyak kapal rusak yang tidak terpakai dibiarkan teronggok di pelabuhan, menciptakan hambatan bagi kapal-kapal aktif yang keluar masuk. Selain menjadi pemandangan kurang sedap, kapal-kapal tersebut juga mengurangi kapasitas pelabuhan yang seharusnya bisa dimanfaatkan lebih baik.

Tidak Aktifnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Masalah paling krusial yang dihadapi oleh nelayan Pasuruan saat ini adalah tidak aktifnya Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Padahal, TPI merupakan tempat strategis bagi nelayan untuk menjual hasil tangkapan dengan harga yang lebih baik. Tanpa TPI, nelayan sering kali terpaksa menjual ikan kepada tengkulak dengan harga yang jauh di bawah nilai pasar.

"Kalau TPI tidak aktif, nelayan tidak bisa menjual ikan dengan harga tinggi. Harapan kami, TPI segera diaktifkan agar nelayan bisa lebih sejahtera," ungkap salah seorang nelayan dengan nada penuh harap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun