Mohon tunggu...
Rahmat Kurniawan
Rahmat Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya hanya mahasiswa biasa, yang hidup serba biasa, punya pandangan seperti orang biasa hingga tulisan saya sangat biasa. Tapi akan saya usahakan tulisan saya akan berkembang terus, hingga mengalahkan wartawan profesional.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kata-kata Baper Perang

11 November 2018   22:02 Diperbarui: 11 November 2018   22:24 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Judulnya keren, buat gue Bawa Perasaan (Baper).

Jujur gue anak ekonomi, lebih tepatnya gue jurusan D III Perpajakan, bisa dibilang jauh pakai banget untuk ketemu dengan nama Baper. Demi tulisan ini gue rela-relakan untuk berguru kepada Presiden Jomblo Indonesia melalui buku-bukunya, tunggu bukan presiden tapi lebih tepat dia adalah mantan Presiden Jomblo Indonesia "Raditiya Dika", kamis (09/09/2018).

Tapi apa hubungannya Baper dan Hak Asasi Manusia (HAM)? Untuk tahu jawabannya baca aja sampai habis bis bis bis bis.

Perang bukan untuk mencari tempat yang lebih baru, tapi untuk mempertahankan yang nyaman. Ada masa dimana kita berada di situasi yang genting, mau pergi tapi masih sayang, mau bertahan tapi tersiksa, dan itu pasti enggak enak.

Ada yang pura-pura tegar, ada yang pura-pura baik, ada yang pura-pura senyum tapi hatinya remuk. Hidup memang penuh sandiwara. Israel, Arab Saudi dan negara-negara yang bersampingan dengan negara konflik seakan sedang melakukan sandiwara itu, di satu sisi mereka anti kejahatan namun di sisi lain mereka pendukung bahkan bisa jadi merekalah pelaku kejahatan itu.

"Jika dibanding dari wilayahnya, Israel adalah negara dengan perekonomian yang maju dan tentu saja banyak kepentingan yang sama antara kami dan Israel," ujar Mohhamed bin Salman. http://intrnasional.kompas.com/read/2018/04/03/19090181/pangeran-mbs-arab-saudi-dan-israel-punya-kepentingan-yang-sama

Akan ada saatnya kok orang akan capek dibohongi, lelah disakiti dan bosan dikecewakan. Sabar memang indah, tapi kesabaran itu ada batasnya. Mereka yang tinggal di negara konflik sekit hati dia tahan, rasa kecewa dia tahan, dari semua yang dia tahan, dikeluarinya melalui air mata.

"Jika kami kembali ke desa kami (di Rakhine), kami pasti akan dibunuh oleh tentara. Jangan paksa kami kembali ke sana," kata Begum dengan berurai air mata kepada BBC di perbatasan Bangladesh-Myanmar.

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-41096793

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun