Hari ketiga sebelum acara. Sang model masih tidak mendapatkan kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Sore tiba. Gaun nan indah dan elok itu pun akhirnya selesai juga di tangan ketua. Aizen pun berinisiatif untuk membuat properti atau perhiasan seperti gelang, kalung, dan lainnya untuk sang model. Tak henti-hentinya Honoka mendorong semangat kepada sang model agar dapat maksimal terhadap dirinya sendiri. Namun, usahanya hanya sia-sia. Model pun tak kunjung percaya terhadap dirinya sendiri, dia takut akan mangacaukan acara dan mempermalukan tim K. Setelah hari demi hari, menit demi menit, bahkan detik demi detik. Hari acara akan berlangsung. Mereka mempunyai waktu dua hari lagi.
***
Pada akhirnya, ketika sang model merasa bersalah kepada tim K, dia bertekad "aku tidak boleh mengacaukan acara ini, mereka sudah capek. Ini penampilan terakhir mereka". Pagi, siang, bahkan malam. Dia selalu berlatih bagaimana cara berjalan seorang model profesional.
***
Ricuh. Acaranya akan dimundurkan menjadi malam hari. Semua orang sangat sibuk,gugup, dan berharap agar tim mereka menang. Disaat siang harinya, model pun tak kunjung datang. Telpon bordering, "maaf maaf! Aku terjebak macet nih, sebentar lagi aku datang" ujar sang model. Jawab Tomm "cepat. Kami sudah lama menunggu". Tepat pukul 14.21. Si model pun tiba. "ayo siapin semua properti" kata Tomm. Semuanya langsung bergegas melakukan tugas masing-masing. Honoka pun langsung membimbing sang model untuk tes berjalan seorang model sebelum berjalan yang sebenarnya diatas catwalk stage. Honoka terdiam dan tampak bingung. "wahhh, cara jalanmu bagus sekali". Model "yang benar?". "iya. Wah hebat. Kok bisa?" jawab Honoka. "soalnya aku berlatih sendiri dirumah melaui internet" jawab model. Mereka berdua menangis dan berpelukan. "kamu pasti bisa!" kata Honoka.
Ruangan pun padat. Waktu menunjukkan tepat pukul 19.40. Hanya tersisa sepuluh menit lagi sebelum pertunjukkan dimulai. Semua tim sudah bersiap di belakang panggung. Tomm tiba-tiba terdiam dan terpana. Melihat sang model terlihat sangat cantik dengan gaun hasil tim mereka. Tanpa berkata-kata Tomm langsung mendekat dan memeluk sang model. "semangat!!! Kamu pasti bisa".
***
Tim pertama yang tampil cukup bagus. Tim K berada di urutan tampil ke 4. Tim kedua berhasil memukau penonton. Tomm dan kru terlihat gugup. Tim ketiga pun tampil dengan bagus. Saat musik dimainkan, model dari tim K pun berjalan diatas catwalk dengan elegan dan mempesona. Tomm sepertinya jatuh cinta. Penonton terdiam. Saat sampai di ujung panggung, sang model berputar dan kembali ke belakang panggung. Tomm dan sang model terdiam di belakang panggung. Kemudian sebuah tepuk tangan yang meriah pun terdengar dari luar. Mereka tertawa dan kemudian saling memeluk. "terima kasih" kata Tomm. Sang model menjawab kata dari Tomm dengan sebuah ciuman. Aizen dan Honoka yang menonton dari depan panggung pun langsung berlari ke backstage. "lu hebat" ucap Honoka. "wah, cantiknya" kata Aizen. Mereka berempat pun berpelukkan membentuk lingkaran kecil. Tim K berada di posisi kedua. "tidak apa-apa, ‘kan sudah berusaha" kata Tomm
***
Pagi hari tiba. Mereka berempat melakukan pertemuan untuk merayakan kesuksesan dan kemenangan mereka. Setelah berjalan-jalan dan melakukan hal yang menyenangkan, ada kabar baik namun sekaligus buruk. Tomm, akan berangkat ke Italia untuk menemui desainer terkenal di italia yaitu Valentino Garvani. Semua yang mengurus itu adalah Ibunya Tomm. Karena Tomm sejak kecil bercita-cita untuk menjadi desainer terkenal. Bakat itu sudah diketahui ibu Tomm sejak Tomm masih kecil. Tomm kecil sering menggambar desain-desain gaun. Hal inilah yang tidak ingin dilewatkan oleh ibunya untuk masa depan Tomm. Mendengar kabar tersebut si model pun sedih dan menangis. Karena Tomm akan pergi jauh darinya.
***